Kompas TV nasional peristiwa

Jokowi sampai Geleng-geleng Lihat Masyarakat Terpecah Lantaran Pemilu, Segitu Fanatiknya

Kompas.tv - 16 Agustus 2022, 12:49 WIB
jokowi-sampai-geleng-geleng-lihat-masyarakat-terpecah-lantaran-pemilu-segitu-fanatiknya
Presiden Joko Widodo (Sumber: Biro Pers Kepresidenan)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak habis pikir dengan perpecahan yang terjadi di masyarakat dampak dari sebuah pemilihan umum (pemilu). 

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi dalam wawancara eksklusif Pimpinan Redaksi Harian KOMPAS, Sutta Dharmasaputra di ruang Vernada Istana Merdeka, Jakarta pada Minggu (14/8/2022), yang terbit hari ini, Selasa (16/8/2022). 

Jokowi sadar bahwa masyarakat Indonesia mengalami segregasi dalam dua edisi terakhir pemilu presiden. 

Namun, presiden ketujuh Republik Indonesia itu mempertanyakan kefanatikan masyarakat terhadap seorang kandidat di sebuah pemilu. 

Baca Juga: Saat Jokowi Cerita Sulitnya Bangun Bendungan, Panen Hingga 3 Kali Setahun dan Swasembada Beras

"Biasalah, kita ini kalau pas pilkada, pas pilpres, pilgub, pilwali biasa. Tapi masyarakat semakin menyadari pentingnya kebersamaan, pentingnya setelah pilkada atau pilpres rampung, ya menjadi saudara lagi," papar Jokowi.

"Kadang saya geleng-geleng juga, sampai segitunya, sampai segitu fanatisnya terhadap kandidat yang didukung."

Mantan Gubernur Jakarta itu menyebut persaingannya dengan Prabowo Subianto pada pemilu 2019 tidak seperti apa yang dibayangkan benak masyarakat Indonesia. 

Kala itu, masyarakat memang terbelah menjadi kubu Jokowi atau Prabowo. Tidak jarang terjadi pertikaian sebab perdebatan kedua kandidat presiden Republik Indonesia itu. Baik di media sosial atau dunia nyata. 

Baca Juga: Jokowi Soal Kesiapan Upacara 17 Agustus 2024 di IKN: Kalau Memungkinkan Kenapa Tidak?

"(Ketika Pilpres) Saya dengan Mas Prabowo (Prabowo Subianto), ramainya kayak apa pada tahun 2019. Kelihatannya ada keterbelahan, (tapi sebenarnya) nggak ada," sambung Jokowi. 

"Kita ini ketemu-ketemu juga, dan akhirnya kita membangun negara bersama-sama. Jadi tidak usahlah kita terlalu (fanatik)."

"Fanatisme membabi buta harus mulai kita tinggalkan, kita harus mulai demokrasi gagasan, demokrasi ide," tegasnya.  

 



Sumber : kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x