Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia Sebut Campur Tangan AS di Ukraina Menuju Perang Terbuka, Senjata Nuklir Jadi Pilihan?

Kompas.tv - 3 Agustus 2022, 10:00 WIB
rusia-sebut-campur-tangan-as-di-ukraina-menuju-perang-terbuka-senjata-nuklir-jadi-pilihan
Rusia hari Selasa, (2/8/2022) di konferensi non-proliferasi nuklir PBB mengatakan Moskow kini bisa saja memutuskan untuk gunakan senjata nuklir, menanggapi campur tangan militer langsung AS di Ukraina (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

NEW YORK, KOMPAS.TV - Rusia hari Selasa, (2/8/2022) mengatakan Moskow kini bisa saja memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir, menanggapi campur tangan yang dipandang sebagai "agresi langsung" Amerika Serikat dan NATO dalam serangan Rusia ke Ukraina, seperti dilaporkan Straits Times, Rabu, (3/8/2022) dari Konferensi Non Proliferasi Nuklir PBB di New York.

Hal itu dikatakan Rusia walau selama ini Moskow berpandangan senjata nuklir belum diperlukan dalam serangan ke Ukraina.

Pada konferensi nonproliferasi nuklir PBB, diplomat Rusia Alexander Trofimov menolak dengan mengatakan "sama sekali tidak berdasar, terlepas dari kenyataan dan spekulasi yang tidak dapat diterima bahwa Rusia diduga mengancam untuk menggunakan senjata nuklir, khususnya di Ukraina."

Dalam beberapa hari setelah invasi Rusia 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan pasukan pencegahan negara itu - yang meliputi senjata nuklir - dalam siaga tinggi, mengutip apa yang disebutnya pernyataan agresif oleh para pemimpin NATO dan sanksi ekonomi Barat terhadap Moskow.

Trofimov, seorang diplomat senior di departemen non-proliferasi dan pengendalian senjata kementerian luar negeri Rusia, mengatakan Moskow hanya akan menggunakan senjata nuklir dalam menanggapi senjata pemusnah massal atau serangan senjata konvensional yang mengancam keberadaan negara Rusia.

"Tak satu pun dari dua skenario hipotetis ini relevan dengan situasi di Ukraina," kata Trofimov pada konferensi PBB untuk meninjau Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.

Namun, dia menuduh negara-negara NATO melakukan "konfrontasi hibrida yang sengit" melawan Rusia yang sekarang "mengayun ke tepi bentrokan militer terbuka."

Baca Juga: Apa yang Terjadi jika Perang Nuklir Rusia-NATO Meletus? Ilmuwan: Miliaran Orang Mati Mengenaskan

Rudal balistik jarak pendek 9K720 Iskander Rusia yang oleh AS disebut SS-26 Stone dan dapat dipasang hulu ledak nuklir taktis.Rusia hari Selasa, (2/8/2022) di konferensi non-proliferasi nuklir PBB mengatakan Moskow kini bisa saja memutuskan untuk gunakan senjata nuklir, menanggapi campur tangan militer langsung AS di Ukraina. (Sumber: Vitaly Kuzmin/Wikipedia)

"Langkah seperti itu akan dapat memicu salah satu dari dua skenario darurat yang dijelaskan dalam doktrin kami," kata Trofimov.

"Kami jelas berdiri untuk mencegah ini, tetapi jika negara-negara Barat mencoba menguji tekad kami, Rusia tidak akan mundur." tegas Trofimov.

Rusia hari Selasa, (2/8/2022) menuduh Amerika Serikat terlibat langsung dalam perang Ukraina.

Moskow mengatakan pihaknya menanggapi pernyataan Vadym Skibitsky, wakil kepala intelijen militer Ukraina, tentang cara Kiev menghantam sasaran Rusia menggunakan sistem peluncuran roket Himars jarak jauh yang dipasok AS berdasarkan apa yang disebutnya citra satelit yang sangat baik dan informasi real-time yang dipasok Amerika Serikat.

Skibitsky mengatakan kepada surat kabar Telegraph Inggris, ada konsultasi antara pejabat intelijen Amerika Serikat dan Ukraina sebelum serangan roket Himars, dan Washington punya hak veto yang efektif pada target yang dimaksudkan.

Namun Skabitsky berkeras pejabat AS tidak memberikan informasi penargetan secara langsung.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan wawancara itu menunjukkan bahwa Washington terlibat langsung, meskipun Gedung Putih berulang kali menegaskan mereka membatasi perannya dalam konflik.



Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x