Kompas TV internasional kompas dunia

Korban Tewas akibat Bentrokan Antarsuku di Sudan Bertambah Jadi 65 Orang

Kompas.tv - 18 Juli 2022, 01:15 WIB
korban-tewas-akibat-bentrokan-antarsuku-di-sudan-bertambah-jadi-65-orang

Puing-puing yang tersisa usai pecahnya konflik antarsuku di Sudan pada April 2022. Jumlah korban tewas akibat bentrokan antarsuku yang terjadi berhari-hari di provinsi bagian selatan Sudan bertambah naik menjadi sedikitnya 65 orang, kata seorang pejabat kesehatan senior, Minggu. (Sumber: Radio France International RF1)

Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

KAIRO, KOMPAS.TV - Jumlah korban tewas akibat bentrokan antarsuku yang terjadi berhari-hari di provinsi bagian selatan Sudan bertambah menjadi sedikitnya 65 orang, kata seorang pejabat kesehatan senior pada Minggu (17/7/2022), seperti dilaporkan The Associated Press.

Pertempuran antara kelompok etnis Hausa dan Birta di Provinsi Blue Nile juga melukai sekitar 150 lainnya, kata Gamal Nasser al-Sayed, menteri kesehatan provinsi tersebut.

Dia mengatakan kepada The Associated Press, sebagian besar yang tewas adalah pria muda yang ditembak atau ditikam.

Al-Sayed mendesak pihak berwenang di ibu kota Khartoum untuk membantu mengangkut 15 orang yang terluka parah karena rumah sakit di Blue Nile kekurangan peralatan canggih dan obat-obatan untuk menyelamatkan jiwa.

Pertempuran di Blue Nile berawal dari pembunuhan seorang petani awal pekan lalu dan berlanjut hingga Sabtu (16/7/2022), menurut pemerintah setempat.


Baca Juga: Akibat Kasus Perzinaan, Perempuan di Sudan Divonis Rajam hingga Mati

Ilustrasi. Warga Sudan berjalan melintasi jalanan yang diblokade akibat demonstrasi anti-kudeta militer di Khartoum pada 4 Juli 2022. (Sumber: Marwan Ali/Associated Press)

Pihak berwenang mengerahkan Pasukan Dukungan Cepat militer dan paramiliter - atau RSF - untuk mengembalikan stabilitas ke wilayah tersebut.

Mereka juga memberlakukan jam malam dan melarang pertemuan di kota Roseires dan Damazin, tempat bentrokan terjadi.

Media lokal melaporkan ribuan orang meninggalkan rumah mereka sejak bentrokan dimulai pekan lalu.

Pertempuran itu merupakan kekerasan suku terbaru yang melanda Sudan, yang berada dalam kekacauan sejak militer mengambil alih pemerintahan melalui kudeta pada Oktober 2021.

Kudeta itu menjungkirbalikkan transisi singkat negara itu ke demokrasi setelah hampir tiga dekade berada di bawah pemerintahan represif otokrat Omar al-Bashir.

Al-Bashir dan pemerintah Islamisnya digulingkan dari kekuasaan dalam pemberontakan rakyat pada April 2019.



Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x