Kompas TV internasional kompas dunia

323 Juta Orang Terancam, Jokowi Serukan Negara G7 dan G20 Atasi Kerawanan Pangan Akut

Kompas.tv - 28 Juni 2022, 07:32 WIB
323-juta-orang-terancam-jokowi-serukan-negara-g7-dan-g20-atasi-kerawanan-pangan-akut
Presiden Jokowi (tengah) berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ketika sesi foto bersama pemimpin forum G7 dan negara mitra di Kastil Elmau, negara bagian Bayern, Jerman, Senin (27/6/2022). Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (atas Jokowi) terlihat menyimak pembicaraan mereka. (Sumber: Markus Schreiber/Associated Press)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan negara G7 dan G20 untuk bergerak bersama mengatasi masalah kerawanan pangan akut.

Dalam pemaparan pandangan di sesi 2, Jokowi menyebutkan, ada 323 juta orang yang terancam tidak mampu mengakses dan mengonsumsi pangan.

“323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Jokowi, mengutip kominfo.go.id, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga: Usai Hadiri KTT G7, Presiden Jokowi Direncanakan Bertemu Presiden Ukraina di Kiev!

Jokowi juga menyinggung bahwa pangan merupakan hak asasi manusia yang paling dasar. Jika tak segera diatasi, perempuan dari keluarga miskin menjadi pihak yang paling rentan.

Lebih lanjut, dalam konferensi yang digelar di Jerman itu, Jokowi merinci beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai langkah konkret mengatasi kerawanan pangan.


“Produksi pangan harus ditingkatkan, rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” ujarnya.

Menyebut Ukraina dan Rusia yang tengah berkonflik, Presiden Jokowi menegaskan dukungan negara G7 ini untuk melakukan reintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia di rantai pasok global.

Untuk merealisasikannya, Jokowi mengajukan beberapa langkah. Pertama, memfasilitasi ekspor gandum Ukraina. Kedua, adanya komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

Baca Juga: Di Sela-Sela KTT G7, Presiden Jokowi Bertemu Kanselir Jerman, Ini yang Dibahas!

Komunikasi merupakan yang penting agar tidak terjadi keraguan berkepanjangan di publik internasional.

Perang Ukraina dan Rusia, kata Jokowi, berpengaruh terhadap rantai pasok pangan dan pupuk yang dapat berujung pada krisis besar jika gagal ditanggulangi.

Memungkasi pemaparannya mengenai krisis pangan ini, Jokowi menyinggung kepada para pemimpin negara G7 untuk tidak lupa hadir di KTT G20, 15-16 November 2022 mendatang.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x