Pasca Rusia Larang Masuk 29 Jurnalis Inggris, BBC Tegaskan Tetap Meliput Secara Independen dan Fair

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia melarang puluhan jurnalis Inggris, perwakilan media dan tokoh pertahanan memasuki negara itu, Selasa (14/6/2022).

Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan menyebut dalam sebuah langkah yang dikatakan Moskow sebagai tanggapan terhadap sanksi Barat dan penyebaran informasi palsu tentang Rusia.

Adapun 29 jurnalis dan anggota organisasi media Inggris itu seperti BBC, penyiar Sky News dan surat kabar Guardian dan Times secara pribadi dilarang masuk Rusia.

Juru bicara BBC menanggapi pengumuman Rusia tersebut dan mengatakan jurnalis mereka akan tetap meliput secara independen dan fair.

Selain itu 20 tokoh Inggris lainnya yang menurut Moskow terkait dengan industri pertahanan juga dilarang memasuki Rusia.

"Wartawan Inggris yang termasuk dalam daftar itu terlibat dalam penyebaran informasi palsu dan sepihak yang disengaja tentang Rusia dan peristiwa di Ukraina dan Donbas," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya.

“Dengan penilaian bias mereka, mereka juga berkontribusi memicu Russophobia di masyarakat Inggris.”

Baca Juga: Balas Sanksi yang Dijatuhkan London, Rusia Larang Masuk 154 Ningrat Inggris Raya

Di antara mereka yang ada dalam daftar adalah Direktur Jenderal BBC Tim Davie, editor The Times John Witherow, pemimpin redaksi The Guardian Katharine Viner, pemimpin redaksi Daily Telegraph Chris Evans, dan ketua BBC Richard Sharp.

Wartawan BBC Nick Robinson, Orla Guerin dan Clive Myrie, yang semuanya melaporkan dari lapangan di Ukraina dan ibukotanya Kiev selama konflik, juga tampil dalam daftar, seperti halnya koresponden dari ITV News dan Channel 4 News.

Kementerian luar negeri juga mengeluarkan larangan masuk ke 20 orang yang dikatakan terkait dengan industri pertahanan Inggris dan karena itu bertanggung jawab untuk memasok senjata Barat ke Ukraina, di tengah invasi Rusia ke tetangganya.

Mereka termasuk Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Benjamin Key, menteri pertahanan junior Jeremy Quin, dan tokoh senior di perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan BAE Systems dan Thales UK.

“Ini menyedihkan, tetapi tidak sepenuhnya mengejutkan,” kata Mark Galeotti, seorang ahli Rusia yang termasuk di antara mereka yang dilarang.