Kompas TV nasional rumah pemilu

Penulis Buku Menjerat Gus Dur Kritik Koalisi Semut Merah Bikinan PKB-PKS: Ahistoris

Kompas.tv - 10 Juni 2022, 12:18 WIB
penulis-buku-menjerat-gus-dur-kritik-koalisi-semut-merah-bikinan-pkb-pks-ahistoris
Penulis buku Menjerat Gus Dur, Virdika Rizky Utama, sekaligus peneliti PARA Syndicate menilai upaya PKB-PKS membuat koalisi semut merah dinilai ahistoris, apa sebabnya? (Sumber: Dok. Pribadi Virdika )
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV – Penulis buku Menjerat Gus Dur, Virdika Rizky Utama, mengkritik penamaan koalisi semut merah yang rencananya akan diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera.

Menurut Virdika, boleh saja menamakan apa pun koalisi tersebut, namun ketika menjadikan nama itu sebagai ‘koalisi semut merah’ maka hal tersebut justru ahistoris.

Dalam riset yang ia temukan, penamaan semut merah  dalam sejarah politik Indonesia justru mengarah ke proses penjatuhan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tahun 2001.

“Semut merah itu operasi yang dibikin untuk proses menjatuhkan Gus Dur. Ini membingungkan, karena PKB yang justru ikut di sana,” kata Virdika kepada KOMPAS.TV lewat pesan WhatsApp, Jumat (10/6/2022).

Virdika yang juga peneliti di PARA Syndicate meriset tentang koalisi semut merah dan proses penjatuhan Gus Dur dalam buku Menjerat Gus Dur tersebut.

Beberapa nama disebut di sana seperti Fuad Bawazier hingga Akbar Tanjung diduga terkait dengan proses penjatuhan Gus Dur sebagai presiden.

“Semut merah ini pernah dipakai sebagai operasi yang menjatuhkan Gus Dur (notabene dari PKB). Salah satu kekuatan yang menjatuhkan Gus Dur itu juga ada Partai Keadilan (cikal bakal PKS) dengan menggerakkan basis lembaga dakwah,” ujarnya.

Jadi, kata Virdika, jika ingin membangkitkan memori koalisi dengan PKB dan PKS, kenapa justru dengan istilah yang melengserkan PKB dari kursi Presiden?

Ia memprediksi, koalisi semut merah ini akan mendapatkan sentiment negatif, apalagi banyak saksi sejarah, khususnya dari NU, yang masih hidup sampai saat ini.

“Akan banyak sentimen negatif yang diterima kalau istilah itu digunakan dalam koalisi. Terutama dari kalangan NU yang pernah menjadi bagian dari PKB masa kepemimpinan Gus Dur,” ungkapnya.

“Dan anak muda NU yang melek sejarah akan penjatuhan Gus Dur akan banyak menolaknya karena dianggap ahistoris atau terlepas dari konteks sejarah,” ujarnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x