Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Menkeu AS Janet Yellen Yakin Ekonomi Negaranya Takkan Masuk Jurang Resesi, Ini Alasannya

Kompas.tv - 10 Juni 2022, 09:38 WIB
menkeu-as-janet-yellen-yakin-ekonomi-negaranya-takkan-masuk-jurang-resesi-ini-alasannya
Menteri Keuangan AS Janet Yellen (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengakui, pertumbuhan ekonomi negara itu memang tengah melambat. Inflasi juga masih akan tinggi karena harga bensin tidak akan turun dalam waktu dekat.

Namun ia yakin, ekonomi AS tidak akan masuk jurang resesi.

"Saya tidak berpikir kita (akan) mengalami resesi. Belanja konsumen sangat kuat. Belanja investasi solid," kata Yellen seperti dikutip dari Antara, Jumat (10/6/2022).

"Saya tahu orang-orang sangat kesal dan memang benar begitu tentang inflasi, tetapi tidak ada yang menunjukkan bahwa ... resesi sedang terjadi," ujarnya.

Baca Juga: Janet Yellen Sebut AS Tidak Bisa Sita Aset Bank Sentral Rusia yang Dibekukan, Ini Sebabnya

Sebelumya, Yellen memperkirakan inflasi AS hanya bersifat sementara. Sekarang ia mengakui proyeksi itu salah. Namun ia menyebut selalu akan ada hal yang tidak terduga di masa depan.

"Saya tidak akan melakukannya secara berbeda. Hal-hal yang tidak terduga selalu bisa terjadi. Dunia sangat tidak pasti," tuturnya.

Yellen mengatakan, American Rescue Plan senilai 1,9 triliun dolar AS yang ditandatangani Presiden Joe Biden diperlukan untuk mencegah satu generasi orang Amerika menderita tingkat pengangguran yang tinggi.

Baca Juga: Jika Resesi Amerika Serikat Terjadi, Apa Dampak yang Harus Diantisipasi?

Memerangi inflasi yang tinggi juga menjadi perhatian Presiden Biden, lanjut Yellen. Kenaikan harga bensin akan memicu kenaikan harga-harga lainnya dan membuat rumah tangga AS khawatir. Padahal demografi AS saat ini telah membentuk pasar tenaga kerja terkuat sejak negara itu terlibat Perang Dunia II.

Biden akhirnya menarik Cadangan Minyak Strategis yang menjadi langkah bersejarah untuk menurunkan harga bensin. Di sisi lain, Bank Sentral AS juga memperketat kebijakan moneter untuk menahan permintaan kredit masyarakat dan menurunkan inflasi.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x