Kompas TV nasional politik

Petinggi PDIP Sebut Tidak Ada yang Perlu Ditepis dari Pertemuan Jokowi-Megawati

Kompas.tv - 8 Juni 2022, 21:12 WIB
petinggi-pdip-sebut-tidak-ada-yang-perlu-ditepis-dari-pertemuan-jokowi-megawati
Petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut tidak ada yang perlu ditepis dari pertemuan antara Jokowi dan Megawati Soekarnoputri. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV – Petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut tidak ada yang perlu ditepis dari pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Arief Wibowo mengatakan, dirinya sudah beberapa kali menyampaikan bahwa komunikasi antara Jokowi dan Megawati terjalin intensif.

“Tentu hubungannya juga baik-baik saja,” jelasnya dalam dialog program Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Rabu (8/6/2022).

“Tapi bisa jadi juga ada dinamika. Jadi (pertemuan itu) sesuatu yang biasa, tidak ada yang perlu ditepis karena memang tidak ada masalah sama sekali,” ujarnya.

Arief melanjutkan, Jokowi bahkan menegaskan bahwa dirinya dan Megawati sudah seperti ibu dan anak.

Baca Juga: Jokowi Blak-blakan Soal Hubungannya dengan Megawati: Kadang Ada Perbedaan Itu Wajar Biasa Saja

“Sebenarnya untuk menegaskan pada publik, bahwa kalau sementara ini banyak tafsir yang muncul, yang menduga ada hubungan yang tidak baik antara Pak Presiden dan Ibu Mega itu sudah pasti tidak benar. Apa pun, Presiden Jokowi adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, keluarga besar PDIP,” tegasnya.

Bahkan, kata Arief, dengan menyebut Ibu Mega sebagai ibunya sendiri, hubungan yang kuat secara batin, yang juga sudah ditegaskan oleh presiden bahwa memang tidak ada masalah.

Saat ditanya mengenai momen Jokowi menunjukkan kode dua jari (victory) pada Megawati, Arief mengatakan, kode dua jari biasanya digunakan sebagai simbol komitmen.

“Jari dua itu biasanya digunakan sebagai simbol komitmen. Kedua, simbol peace, maksudnya bukan karena ada perseteruan, tapi memang damai-damai saja,” katanya.

Pengamat Politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Karim Suryadi menyebut, diksi yang dipilih oleh presiden saat bertemu Megawati sangat bagus.

“Pak Jokowi bilang mungkin ada anak yang bandel, tetapi siapa yang  bandel,kita tidak tahu,” katanya, menjelaskan diksi dalam kalimat pernyataan Jokowi.

Baca Juga: Diisukan Renggang dengan Megawati, Jokowi: Siapa Bilang? Perbedaan Pendapat Anak dan Ibu Wajar

“Tetapi, yang saya tahu, diksi yang dipilih oleh Presiden untuk menjelaskan hubungannya dengan Megawati itu adalah analogi bagaimana hubungan antara dia dan Ibu Mega itu seperti anak dengan ibunya, ditambahkan degan kepercayaan yang tidak pernah berubah,” urainya.

Ia menegaskan, ini adalah pemilihan diksi yang sangat bagus, meskipun sebenarnya dalam relasi politik ada empat jenis hubungan.

“Pertama, kawan. Kedua, lawan. Ketiga, sekutu. Keempat, hubungan sesuai dengan pertalian darahnya,” ujarnya.

Meski demikian, ia menyebut bahwa baik Jokowi maupun Megawati sama-sama mengetahui tentang isu keretakan hubungan.

“Sebab, kalau presiden tidak mendengar isu keretakan itu, buat apa beliau menjelaskan kedekatan dan kemesraan hubungannya. Hanya itu menurut saya yang bisa dijelaskan,” ungkapnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x