Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Rusia Serangan Jalur Kereta Api dan Fasilitas BBM Jauh di Dalam Ukraina, Sasar Arus Masuk Senjata

Kompas.tv - 25 April 2022, 20:13 WIB
rusia-serangan-jalur-kereta-api-dan-fasilitas-bbm-jauh-di-dalam-ukraina-sasar-arus-masuk-senjata
Tank Rusia di jalan-jalan kota Mariupol. Rusia melancarkan serangkaian serangan rudal terhadap fasilitas jalur kereta api dan bahan bakar Ukraina hari Senin, (25/4/2022), menyerang infrastruktur penting jauh dari garis depan di Ukraina timur (Sumber: AP Photo/Alexei Alexandrov)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

KIEV, KOMPAS.TV — Rusia melancarkan serangkaian serangan rudal terhadap fasilitas jalur kereta api dan bahan bakar Ukraina hari Senin, (25/4/2022). Serangan menyasar infrastruktur penting jauh dari garis depan di Ukraina timur, yang menurut Inggris belum mencapai terobosan signifikan, seperti laporan Associated Press, Senin, (25/4/2022).

Sementara itu, dua kebakaran dilaporkan terjadi di fasilitas minyak di Rusia barat. Belum jelas apa yang menyebabkan kebakaran tersebut.

Oleksandr Kamyshin, kepala Kereta Api Ukraina yang dikelola negara, mengatakan lima fasilitas kereta api di Ukraina tengah dan barat dihajar serangan rudal hari Senin pagi, termasuk serangan rudal di dekat kota Lviv di Ukraina Barat.

Serhiy Borzov, gubernur wilayah Vinnytsia tengah Ukraina, mengatakan,  ada korban setelah serangan roket yang menargetkan "infrastruktur kritis." Tidak jelas apakah itu merujuk pada serangan terhadap rel kereta api.

Rusia juga menghancurkan kilang minyak di Kremenchuk di Ukraina tengah, bersama dengan depot bahan bakar di sana, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov, Senin. Secara keseluruhan, pesawat tempur Rusia menghancurkan 56 target Ukraina dalam semalam, katanya.

Sementara itu, kebakaran besar meletus Senin pagi di sebuah depot minyak di kota Rusia sekitar 100 kilometer dari perbatasan Ukraina, kata Kementerian Darurat Rusia. Tidak ada informasi penyebab kebakaran dalam pengumuman tersebut.

Depot minyak di Bryansk dimiliki oleh anak perusahaan Transneft milik negara Rusia, mengoperasikan pipa Druzhba yang membawa minyak mentah ke barat menuju negara-negara Eropa lainnya. Tidak jelas apakah depot itu adalah bagian dari infrastruktur pipa dan apakah kobaran api dapat mempengaruhi pengiriman tersebut.

Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan, kobaran api besar merusak depot yang berisi bahan bakar diesel. Disebutkan wilayah tersebut memiliki cukup solar untuk 15 hari.

Baca Juga: Uni Eropa Minta Indonesia Gunakan Presidensi G20 untuk Tekan Rusia Hentikan Perang terhadap Ukraina

Menhan AS Lloyd Austin, kiri, Presiden Ukraina Zelenskyy, tengah, dan Menlu AS Antony Blinken, kanan, usai bertemu di Kiev. (Sumber: Ukraine Presidential Office)

Sebuah laporan berita Rusia mengatakan fasilitas penyimpanan minyak lain di Bryansk juga terbakar Senin pagi, dan penyebabnya tidak segera diketahui.

Kedua belah pihak saat ini bersiap untuk apa yang bisa menjadi pertempuran paling sengit di jantung industri timur negara itu, sementara pejabat tinggi Amerika menjanjikan lebih banyak bantuan untuk memastikan Ukraina menang.

Dalam pertemuan dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy di Kyiv pada hari Minggu, Menlu dan Menhan Amerika Serikat mengatakan Washington menyetujui penjualan amunisi senilai 165 juta dollar untuk upaya perang Ukraina, bersama dengan lebih dari 300 juta dollar dalam pembiayaan militer asing.

“Strategi yang kami terapkan, yaitu dukungan besar-besaran untuk Ukraina dan tekanan besar-besaran terhadap Rusia, solidaritas dengan lebih dari 30 negara yang terlibat dalam upaya ini, membuahkan hasil nyata,” kata Blinken kepada wartawan di Polandia sehari setelah pertemuan.

“Ketika sampai pada tujuan perang Rusia, Rusia gagal. Ukraina berhasil," tambah Blinken.

Berbicara pada hari Senin kepada pejabat tinggi di kantor Jaksa Agung, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya mencoba dan gagal untuk “membelah masyarakat Rusia dan menghancurkan Rusia dari dalam.”

Moskow mengatakan fokus militer mereka adalah di wilayah timur Donbas, tetapi seorang pejabat senior militer mengatakan Rusia juga ingin menguasai Ukraina selatan. Sementara kedua belah pihak mengatakan serbuan besar-besaran di timur telah dimulai, namun pertempuran terlihat belum mencapai klimaks.

Sekelompok kecil tentara Ukraina yang bersembunyi di sebuah pabrik baja di kota strategis Mariupol sedang menahan pasukan Rusia, dan mencegah mereka ditambahkan ke front lain di Donbas, kata Kementerian Pertahanan Inggris, Senin.



Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x