Kompas TV bbc bbc indonesia

Gara-Gara Minyak Goreng, Megawati dan Mendag Lutfi Jadi Sosok yang Tuai Sentimen Negatif di Medsos

Kompas.tv - 22 April 2022, 22:02 WIB
gara-gara-minyak-goreng-megawati-dan-mendag-lutfi-jadi-sosok-yang-tuai-sentimen-negatif-di-medsos
Ilustrasi - Pedagang menunjukkan minyak goreng curah di Pasar Agung, Depok, Jawa Barat, Rabu (8/12/2021). (Sumber: Antara)
Penulis : Redaksi Kompas TV

Pernyataan sejumlah politisi dan pejabat publik yang menyindir bahkan menyalahkan masyarakat di tengah tekanan hidup akibat kenaikan harga kebutuhan pokok dikritik pengamat karena dianggap tidak menunjukkan empati dan simpati.

Pengamat mengatakan, para politisi dan pejabat publik semestinya bisa memecahkan persoalan tersebut melalui jabatan yang dipegang.

Sementara itu, data yang diperoleh Evello -platform pemantauan dan analisis digital- soal percakapan warganet terkait meroketnya harga minyak goreng di pasaran mencapai 1,3 juta komentar dengan jumlah interaksi lebih dari 22 juta.

Hasil itu menggambarkan bahwa isu kebutuhan pokok terutama minyak goreng adalah hajat hidup warga sehingga "wajar jika pernyataan apapun yang dianggap tidak empati terhadap permasalahan mereka menjadi sangat sensitif".

Baca juga:

Kelangkaan hingga tak terkendalinya harga minyak goreng menjadi salah satu isu paling besar yang menarik perhatian publik Indonesia sejak Februari lalu hingga saat ini.

Penelusuran Evello -platform pemantauan dan analisis digital- melalui kanal media sosial seperti YouTube, TikTok, dan Instagram, menemukan jumlah tayangan menyangkut minyak goreng telah 220 juta kali ditonton.

Jumlah percakapan warganet di tiga kanal medsos tersebut mencapai 1,3 juta komentar dengan jumlah interaksi sebanyak 22 juta.

"Tingginya perhatian publik menunjukkan jika minyak goreng adalah soal hajat hidup warga. Wajar jika pernyataan apapun yang dianggap tidak empati terhadap persoalan mereka (rakyat) menjadi sangat sensitif," ujar pendiri Evello, Dudy Rudianto, kepada wartawan Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Kamis (21/4).

Dudy mengatakan Evello menangkap setidaknya ada lima narasi yang paling banyak menuai sentimen negatif dari pernyataan pejabat publik terkait persoalan minyak goreng.

Sentimen negatif tertinggi berasal dari komentar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat berdialog dengan ibu-ibu dan melontarkan kalimat, "jadi mending mana murah tapi barangnya tidak ada, atau sedikit mahal tapi stok banyak".

Sentimen tertinggi kedua dari pejabat Kementerian Perdagangan yang mengatakan, "adanya panic buying sehingga warga menimbun minyak goreng di rumah".

Perkataan itu, menurut Dudy, meramaikan media sosial lantaran pemerintah seakan menuduh rakyatnya sendiri. Narasi tersebut menyumbang sentimen negatif sebanyak 60%.

Baca juga:

Penilaian negatif ketiga terbesar saat Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati Soekarnoputri, menginginkan adanya riset mengapa banyak ibu-ibu belanja baju baru tapi di lain sisi mengantre minyak goreng. Kalimat itu dilontarkan Mega dalam acara Kick Off & Talkshow Pembentukan BRIDA, secara daring, Rabu (20/4).

"Skor sentimen negatif dari pernyataan itu mencapai 56 persen," imbuh Dudy.






Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x