Kompas TV internasional kompas dunia

Indonesia Larang Ekspor Minyak Sawit dan Minyak Goreng, Pasar Global Terguncang

Kompas.tv - 22 April 2022, 21:27 WIB
indonesia-larang-ekspor-minyak-sawit-dan-minyak-goreng-pasar-global-terguncang
Ilustrasi minyak goreng. Indonesia secara efektif akan melarang ekspor minyak sawit mulai 28 April hingga pemberitahuan lebih lanjut, diperkirakan segera mengguncang pasar minyak makan dunia. Jumat sore dilaporkan harga minyak kedelai naik 3 persen di Amerika Serikat setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kebijakannya. (Sumber: iStock)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia secara efektif akan melarang ekspor minyak sawit mulai 28 April hingga pemberitahuan lebih lanjut. Pelarangan ini diperkirakan akan mengguncang pasar minyak makan dunia.

Jumat sore dilaporkan harga minyak kedelai di Amerika Serikat menanjak naik 3 persen setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kebijakannya, seperti laporan Straits Times, Jumat (22/4/2022).

Langkah sebelumnya yang dilakukan Indonesia untuk membatasi ekspor minyak sawit, pada akhir Januari dan kemudian dicabut pada Maret, membuat harga komoditas global ke level tertinggi dalam sejarah, apalagi kini Indonesia memberlakukan pelarangan ekspor minyak sawit, sekaligus minyak goreng.

Minyak goreng sebagian besar berasal dari minyak sawit, di mana Indonesia adalah produsen dan eksportir terbesar di dunia, dan langkah-langkahnya untuk menjamin pasokan domestik langsung mengguncang pasar global.

Minyak kedelai berjangka Amerika Serikat melonjak lebih dari 3 persen, mencapai rekor tertinggi 84,03 sen AS per pon, setelah Indonesia mengumumkan larangan tersebut.

Langkah Indonesia dipandang akan merugikan konsumen, tidak hanya pada pembeli terbesar India tetapi secara global, karena kelapa sawit adalah minyak yang paling banyak dikonsumsi di dunia, dikatakan Atul Chaturvedi, Presiden Badan Perdagangan Asosiasi Ekstraktor Pelarut India (SEA), seperti dilansir Straits Times, Jumat (22/4/2022).

"Langkah ini agak disayangkan dan sama sekali tidak terduga," kata Chaturvedi.

"Sekarang, batas atas harga minyak nabati adalah langit, karena akhir-akhir ini, pembeli mengandalkan minyak kelapa sawit setelah pasokan minyak matahari anjlok karena perang Ukraina," kata dealer perusahaan perdagangan global yang berbasis di Mumbai itu.

Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor Bahan Baku Minyak Goreng dan Minyak Goreng Mulai 28 April 2022

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan pernyataan mengenai kebijakan minyak goreng di Istana Merdeka, Jumat (22/4/2022). (Sumber: Tangkapan layar siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden)

"Sekarang mereka (pembeli) tidak punya pilihan karena pasokan kedelai juga terbatas," kata Chaturvedi. Pejabat di Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) belum menanggapi kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi ini.

Dalam siaran video singkat pada hari ini, Jokowi mengatakan kebijakan tersebut bertujuan untuk memastikan ketersediaan produk pangan di dalam negeri.

“Saya akan memantau dan mengevaluasi penerapan kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng di pasar domestik menjadi melimpah dan terjangkau,” ujarnya.

Di Indonesia, harga eceran minyak goreng kebanyakan dijual di atas Rp20.000 per liter. Pantauan harga di beberapa provinsi di Indonesia, harga minyak goreng hampir dua kali lipat dalam sebulan terakhir ini.

Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di beberapa kota di Indonesia akhir-akhir ini terjadi akibat tingginya harga minyak goreng.

Pemerintah Indonesia sebelumnya menetapkan batas Rp14.000 per liter untuk minyak goreng curah, tetapi para pejabat mengatakan banyak pengecer masih menjualnya melebihi batas.

Penyelidikan negara sedang dilakukan terhadap dugaan korupsi dalam masalah izin ekspor yang dicari. Kejaksaan Agung pekan lalu menetapkan seorang pejabat senior Kementerian Perdagangan dan tiga pengusaha kelapa sawit sebagai tersangka.

 



Sumber : Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x