Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Direktur CIA Peringatkan Jangan Menganggap Remeh Ancaman Rusia Gunakan Senjata Nuklir Taktis

Kompas.tv - 15 April 2022, 07:24 WIB
direktur-cia-peringatkan-jangan-menganggap-remeh-ancaman-rusia-gunakan-senjata-nuklir-taktis
Direktur CIA William Burns hari Kamis, (14/4/2022) di Amerika Serikat meminta agar jangan menganggap remeh ancaman Rusia untuk menggunakan senjata berhulu ledak nuklir taktis untuk medan tempur di Ukraina (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat CIA William Burns pada Kamis (14/4/2022) di Amerika Serikat (AS) meminta agar jangan menganggap remeh ancaman Rusia untuk menggunakan senjata berhulu ledak nuklir taktis untuk medan tempur di Ukraina.

Walau begitu, seperti dilaporkan Straits Times, Jumat (15/4/2022), Burns mengatakan CIA belum melihat banyak bukti praktis yang memperkuat kekhawatiran bahwa Rusia akan menggunakan senjata berhulu ledak nuklir taktis.

Komentar publik Burns kali ini, yang paling luas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menggarisbawahi kekhawatiran bahwa serangan terbesar terhadap sebuah negara Eropa sejak 1945 itu berisiko meningkatkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia.

Seperti diketahui, senjata nuklir taktis adalah senjata yang dapat digunakan dalam jarak tembak yang relatif dekat, tidak seperti senjata nuklir strategis yang berdaya tembak jauh dan bahkan kerap antarbenua.

Dalam Perang Dingin, senjata nuklir taktis adalah bom yang dapat diluncurkan oleh dua negara adidaya, AS dan Uni Soviet, dalam jarak jauh, ke negara masing-masing.

Namun, istilah 'taktis' mencakup banyak jenis senjata, termasuk bom yang lebih kecil dan rudal yang digunakan sebagai senjata "medan perang". 

Rusia diperkirakan memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis atau hulu ledak nuklir taktis.

Hulu ledak ini dapat ditempatkan pada berbagai jenis rudal yang biasanya digunakan untuk mengirimkan bahan peledak konvensional.

Baca Juga: Rusia Gelar Latihan Formasi Rudal Nuklir, diantaranya Satuan Rudal Topol M dan Avangard

Rudal balistik jarak pendek 9K720 Iskander Rusia yang oleh AS disebut SS-26 Stone dan dapat dipasang hulu ledak nuklir taktis. Direktur CIA William Burns hari Kamis, (14/4/2022) di Amerika Serikat meminta agar jangan menganggap remeh ancaman Rusia untuk menggunakan senjata berhulu ledak nuklir taktis untuk medan tempur di Ukraina (Sumber: Vitaly Kuzmin/Wikipedia)

Burns saat berbicara di Georgia Tech tentang potensi keputusasaan dan kemunduran yang dihadapi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang pasukannya menderita kerugian besar dan terpaksa mundur dari beberapa bagian utara Ukraina setelah gagal merebut Kyiv.

"Tidak seorang pun dari kita dapat menganggap enteng ancaman yang ditimbulkan oleh potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata nuklir berdaya rendah," kata Burns.

Walau begitu, meskipun "postur retoris" Kremlin tentang menyiagakan pasukan nuklir ke tingkat tertinggi, Burns mengatakan belum melihat banyak bukti praktis dari jenis penyebaran atau disposisi militer yang akan memperkuat kekhawatiran itu (penggunaan senjata nuklir).

Senjata nuklir taktis mengacu pada senjata yang dirancang untuk digunakan di medan perang, di mana beberapa ahli memperkirakan Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis yang dapat ditembakkan oleh pasukan udara, angkatan laut dan darat.

Komentar Burns muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan mantan Senator AS Sam Nunn, seorang advokat pengendalian senjata terkemuka, di akhir pidato publik pertama kepala CIA sejak mengambil alih pimpinan badan mata-mata utama AS pada Maret 2021.

Baca Juga: Kremlin: Barat Kobarkan Perang Total, tetapi Vladimir Putin Tak akan Pakai Senjata Nuklir

Peluru kendali jelajah 3M-54E1 Kalibr yang bisa dipasang hulu ledak nuklir taktis. Direktur CIA William Burns hari Kamis, (14/4/2022) di Amerika Serikat meminta agar jangan menganggap remeh ancaman Rusia untuk menggunakan senjata berhulu ledak nuklir taktis untuk medan tempur di Ukraina. (Sumber: Allocer/Wikipedia)




Sumber : Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x