Kompas TV nasional peristiwa

Gibran Diminta Pertahankan Solo Jadi Kota Toleran: Mesti Mengayomi Kelompok Marginal

Kompas.tv - 31 Maret 2022, 11:01 WIB
gibran-diminta-pertahankan-solo-jadi-kota-toleran-mesti-mengayomi-kelompok-marginal
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka diminta untuk pertahankan Solo jadi kota toleran, bagaimana caranya? (Sumber: Instagram.com/gibran_rakabuming)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

SOLO, KOMPAS.TV - Akademisi dari UIN Raden Mas Said Surakarta, Abraham Zakky Zulhazmi, meminta wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mempertahankan kota Solo sebagai kota yang toleran.

Solo mendapat predikat kota toleran 2021 berdasarkan Riset dari Setara Institute berdasarkan sejumlah variabel.

Salah satunya, kata Abraham Zakky Zulhazmi, adalah keberadaaan berbagai agama di kota Solo yang bisa berdampingan, meskipun ada sejumlah catatan dan ada potensi 'konflik' di sana. 

“Tugas Gibran, sebagai walikota, adalah mempertahankan 'prestasi' ini. Ia harus bersinergi dengan berbagai kelompok, termasuk dengan perguruan-perguruan tinggi, juga dengan pesantren-pesantren,” jelasnya kepada KOMPAS.TV lewat pesan Whatsapp, Rabu (31/3/2022).

Ia menyebut, salah satu hal penting Bagi Gibran agar Solo jadi kota toleran adalah soal menggandeng kelompok marginal. 

“Tak kalah penting, ia juga mesti mengayomi kelompok marginal. Tentu, agar harmoni di Solo dapat terjaga,” imbuhnya.

Pria yang juga Peneliti Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM PIN UIN Surakarta) itu lantas menyebutkan, ada potensi konflik di kota Solo yang harus menjadi catatan dari Gibran.

Abraham Zakky bahkan menyebut, kota Solo masih layak dan menarik untuk ditinggali.

“Dari 2016 saya tinggal di Solo. Meski konflik-konflik kecil kadang terjadi di kota Solo sini, sebetulnya kota ini menarik untuk ditinggali,” tandas dia.

“Saya membayangkan bisa membesarkan anak dengan tenang di sini, juga dapat bekerja dengan nyaman. Pun demikian, potensi intoleransi dan bahkan radikalisme tetap ada. Maka gerakan-gerakan nyata merawat toleransi dan moderasi perlu terus dilakukan, oleh semua pihak di Kota Solo,” imbuhnya.

Baca Juga: Solo Masuk 10 Besar Kota Toleran, Akademisi Ingatkan Hal ini

Riset Setara Instute soal Kota Solo Masuk Kota Toleran

Dalam laporan Setara Institute, Solo menjadi salah satu dari 10 kota yang memiliki skor toleransi tinggi dan menempati peringkat kesembilan dengan skor 5,783.  Lantas, apa alasan Solo termasuk dalam 10 daftar kota toleran di Indonesia?

Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Setara Institute menyebut empat variabel dan delapan indikator yang dijadikan alat ukur kota paling toleran dan tidak toleran di Indonesia, di antaranya:

  • Regulasi Pemerintah Kota: Rencana pembangunan dalam bentuk RPJMD dan produk hukum pendukung lainnya; dan kebijakan diskriminatif.
  • Tindakan Pemerintah: Pernyataan pejabat kunci tentang peristiwa intoleransi; dan tindakan nyata terkait peristiwa.
  • Regulasi Sosial: Peristiwa intoleransi; dan dinamika masyarakat sipil terkait peristiwa intoleransi.
  • Demografi Agama: Heterogenitas keagamaan penduduk; dan inklusi sosial keagamaan.

Baca Juga: Riset Setara Institute: Depok Kota Paling Intoleran di Indonesia Tahun 2021

Riset menghasilkan dua daftar, yakni kota paling toleran dan tidak toleran, berdasarkan hasil skor dengan skala 1-7. Berikut daftarnya.

10 Kota Paling Toleran 2021

  1. Singkawang dengan skor akhir 6,483
  2. Manado dengan skor akhir 6,400
  3. Salatiga dengan skor akhir 6,367
  4. Kupang dengan skor akhir 6,337
  5. Tomohon dengan skor akhir 6,133
  6. Magelang dengan skor akhir 6,020
  7. Ambon dengan skor akhir 5,900
  8. Bekasi dengan skor akhir 5,830
  9. Surakarta dengan skor akhir 5,783
  10. Kediri dengan skor akhir 5,733


Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x