Kompas TV nasional politik

Politikus PKS ke Mendag: Kenapa Harga Minyak Goreng di Malaysia Bisa Lebih Murah?

Kompas.tv - 23 Maret 2022, 09:32 WIB
politikus-pks-ke-mendag-kenapa-harga-minyak-goreng-di-malaysia-bisa-lebih-murah
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Netty Prasetiyani (Sumber: Dokumen pribadi)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS TV – Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Netty Prasetiyani mengaku heran dengan sikap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang menurutnya terkesan lepas tangan ihwal masalah mahalnya harga minyak goreng di Indonesia. 

Selain itu, ia juga merasa heran karena harga minyak goreng di Indonesia jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan Malaysia. 

Dilansir dari laman resmi Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna (KPDNHEP), melalui KOMPAS.com, pemerintah Malaysia membanderol harga minyak masak, sebutan minyak goreng di Malaysia, sebesar RM 2,5 atau setara Rp 8.500 per kg. 

Baca Juga: DPR : Pencabutan HET Minyak Goreng Untungkan Pengusaha

Harga tersebut berlaku untuk minyak goreng yang disubsidi pemerintah. Untuk minyak goreng nonsubsidi, KPDNHEP per 31 Desember 2021 harga minyak goreng ditetapkan sebesar RM 27,9 atau setara Rp 95.100 per 5 kg atau Rp 19.020 per kg.

"Kenapa Malaysia bisa harganya lebih murah? Apalagi kita ini adalah negara produsen minyak sawit nomor satu di dunia sejak bertahun-tahun lalu. Aneh kalau minyak goreng kita bisa langka dan kalaupun ada justru harganya meroket,” kata Netty kepada wartawan, Rabu (23/3/2022).  

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi per 16 Maret menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 11 tahun 2022 yang mencabut ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng. 

Menurut dia, sikap itu menandakan bila pemerintah lebih berpihak kepada pengusaha daripada rakyatnya.

Baca Juga: Polisi di Parepare Bagikan Minyak Goreng Gratis Bagi Pengendara yang Taati Aturan Lalu Lintas

“Pemerintah tidak boleh kalah dengan kepentingan bisnis para pengusaha. Jangan biarkan segelintir orang bisa semena-semena mengatur dan menguasai kebutuhan hidup banyak orang seperti minyak goreng,” katanya. 

Tak hanya itu, kata dia, dicabutnya HET minyak goreng kemasan akan menyengsarakan rakyat kalangan menengah ke bawah. 

“Sekarang kita sudah bisa melihat setelah peraturan HET ini dicabut harga minyak goreng kemasan perlahan melonjak naik di pasaran. Kebijakan ini sangat menyengsarakan rakyat menengah ke bawah. Ibu-ibu menjerit, terutama saat banyak keluarga di Indonesia terkena PHK dan dirumahkan akibat Pandemi Covid-19,” ujarnya. 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku bingung dengan melimpahnya stok minyak goreng kemasan premium dan sederhana, setelah harganya diserahkan ke mekanisme pasar.

Padahal minyak goreng jenis tersebut sangat susah ditemui di saat harganya masih murah alias berpatokan pada harga eceran tertinggi (HET).

"Saya juga bingung barang ini dari mana? Tiba-tiba keluar semua," kata Lutfi saat berdialog dengan ibu-ibu di sebuah ritel modern di Jakarta, dikutip dari Tribunnews, Senin (21/3/2022).

Baca Juga: Rachmat Gobel Sebut Tidak Ada Mafia Minyak Goreng

Ia mengakui harga minyak goreng saat ini memang mahal. Tapi ia mengajak masyarakat melihat sisi positifnya, yaitu pasokannya banyak dan mudah ditemui.

"Jadi mending mana murah tapi barangnya tidak ada, atau sedikit mahal tapi stok banyak," tanya Lutfi kepada ibu-ibu di toko tersebut.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x