Kompas TV internasional kompas dunia

Krisis Ekonomi Sri Lanka Makin Parah, Dua Orang Meninggal saat Antre Minyak Tanah

Kompas.tv - 20 Maret 2022, 18:44 WIB
krisis-ekonomi-sri-lanka-makin-parah-dua-orang-meninggal-saat-antre-minyak-tanah
Warga Kolombo, Sri Lanka, mengantre membeli minyak tanah di sebuah pompa bensin di Kolombo, 17 Maret 2022. Dua laki-laki lansia di Sri Lanka meninggal dunia di tempat terpisah saat mengantre untuk membeli minyak tanah di tengah meroketnya harga-harga yang menyebabkan inflasi menyentuh titik tertinggi dalam sejarah negara itu. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

KOLOMBO, KOMPAS.TV - Dua orang lansia di Sri Lanka meninggal dunia di dua tempat terpisah saat mengantre untuk membeli minyak tanah di tengah meroketnya harga-harga yang menyebabkan inflasi tertinggi negara itu dalam sejarah.

Demikian diungkapkan kepolisian Sri Lanka seperti dilaporkan Straits Times, Minggu (20/3/2022).

Dua orang lansia berusia tujuh puluhan itu meninggal ketika sedang menunggu bensin dan minyak tanah di dua negara bagian yang berbeda, kata juru bicara polisi Nalin Thalduwa di ibu kota Kolombo.

Antrean panjang pembelian bahan bakar di pompa-pompa bensin sudah terjadi selama berminggu-minggu, di mana setiap mengantre, warga Sri Lanka harus menghabiskan waktu berjam-jam sebelum akhirnya bisa membeli bahan bakar.

"Yang satu adalah pengendara becak roda tiga berusia 70 tahun penderita diabetes dan jantung, sedangkan yang kedua 72 tahun, keduanya sudah mengantre sekitar empat jam untuk mendapatkan bahan bakar minyak," kata Thalduwa.

Selain itu, kelangkaan bahan bakar membuat Sri Lanka harus melakukan pemadaman listrik bergilir.

Pada Minggu (20/3/2022), Sri Lanka menghentikan kegiatan di satu-satunya kilang bahan bakar setelah stok minyak mentah habis, kata Ashoka Ranwala, presiden Serikat Pekerja Umum Perminyakan.

Kementerian Energi tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Penggunaan minyak tanah meningkat setelah keluarga berpenghasilan rendah mulai beralih dari gas karena melonjaknya harga gas rumah tangga.

Laugfs Gas, pemasok terbesar kedua di negara itu, Minggu, menaikkan harga sebesar 1.359 rupee atau sekitar Rp70.000 untuk tabung gas 12,5kg, kata perusahaan itu.

Sri Lanka kepayahan mendapatkan dolar AS untuk membayar pengiriman bahan bakar yang semakin mahal sejak Januari, sementara cadangan devisa dan mata uang asingnya turun menjadi 2,31 miliar dolar AS pada Februari.

Baca Juga: Sri Lanka Batalkan Ujian Semester Jutaan Siswa Sekolah karena Kehabisan Dolar untuk Beli Kertas

Sri Lanka, Sabtu (19/3/2022), dilaporkan membatalkan ujian bagi jutaan siswa sekolah karena negara itu kehabisan kertas cetak, di mana pemerintah di Kolombo kekurangan dolar untuk membiayai impor, kata para pejabat Sri Lanka seperti dilaporkan Straits Times, Sabtu. (Sumber: UNICEF Sri Lanka)


Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x