Kompas TV regional berita daerah

Sekolah Ajarkan Ketahanan Pangan, Kacang Koro Pengganti Kedelai

Kompas.tv - 7 Maret 2022, 15:21 WIB
Penulis : KompasTV Jateng

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.TV - Mencangkul, menanam bibit, memetik hasil kebun, hingga diolah menjadi tempe. Kegiatan seperti ini sudah menjadi aktivitas rutin di sebuah sekolah di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Sekolah Pagesangan yang berada di Dusun Wintaos, Desa Girimulyo, Kapanewon Panggang. Menjadi sarana anak-anak di desa setempat untuk menimba ilmu. Sekolah ini bukanlah sekolah formal, melainkan komunitas yang mengajarkan konteks kehidupan sehari-hari, salah satunya ketahanan pangan.

Anak-anak di desa ini diajarkan mengenali alam disekitar mereka, serta mengangkat potensi yang dimilikinya. Diantara potensi pangan ini, kacang koro menjadi salah satu hasil pertanian unggul bagi warga desa. Jenis tanaman ini mayoritas ditanam di setiap keluarga.

Berbagai jenis koro dibudidayakan warga mulai koro pedang ( canavalia gladiata ), koro benguk (mucuna prurien ), dan koro kecipir (psophocarpus tetragonolobus ). Ketiga jenis koro ini memiliki potensi ekonomi karena bisa menjadi alternatif pengganti kedelai.

Upaya mengangkat potensi alam yang dilakukan sekolah pagesangan sejak 2008, kini telah membuahkan hasil. Warga di Dusun Wintaos tak lagi kesulitan menjual kacang-kacangan hasil ladang, dan produk makanan seperti tempe yang diproduksi warga juga laris di pasaran. Bahkan, sejak 2014 tempe koro menjadi salah satu unit usaha di desa ini. Warga bahkan memanfaatkan media sosial untuk menjual tempe koro.

"Misinya itu tidak hanya misi ekomnomi. Jadi ada misi pelestarian budaya juga, bagaimana budaya yang kita miliki , yang kita kembangkan di desa ini, yang sudah berkembang itu tidak hilang begitu saja. Sehingga temen-temen di Sekolah Pagesangan itu mempelajari tempe koro ini sebagai bagian dari materi belajarnya," ujar Diah Widuretno, pendiri Sekolah Pagesangan.  

Warga yang berprofesi sebagai pembuat tempe koro pun merasakan dampak ekonomi dengan keberadaan Sekolah Pagesangan ini. Penghasilan yang sebelumnya hanya berkisar Rp 250.000 hingga Rp 500.000 sebulan, kini bisa menghasilkan Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per bulan.

"Kalo dulu itu penghasilannya sedikit, kalo sekarang ya lumayan," kata Ngapiyem, pembuat tempe koro.

Dengan tujuan berdaya dari desa, Sekolah Pagesangan ingin mewujudkan kedaulatan ekonomi bagi warga di Dusun Wintaos, dan seluruh masyarakat bisa merasakan langsung dampak dari hasil pertanian mereka.

#tempe #koro #sekolahpagesangan

   



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x