Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Imam Besar Al-Azhar Minta Pemimpin Dunia Turun Tangan Akhiri Invasi Rusia ke Ukraina

Kompas.tv - 1 Maret 2022, 11:59 WIB
imam-besar-al-azhar-minta-pemimpin-dunia-turun-tangan-akhiri-invasi-rusia-ke-ukraina
Grand Syeikh, Imam Besar Al-Azhar Ahmed El Tayeb minta Pemimpin Dunia turun tangan terkati invasi Rusia ke Ukraina (Sumber: Al Ahram)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

MESIR, KOMPAS.TV - Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed Al-Tayyeb, meminta para pemimpin dunia untuk turun tangan, serta membantu mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina.

Menurutnya, para pemimpin dunia tidak boleh diam dan harus bersuara untuk mengakhiri krisis Ukraina-Rusia ini.

“Saya mendesak Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang ini, mengacu pada akal sehat (efek peperangan),” ujarnya dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (1/3/2022).

Baca Juga: Majelis Umum PBB Tekan Rusia Segera Hentikan Perang di Ukraina

Imam Besar Al-Azhar itu juga menegaskan, peperangan hanya menimbulkan kehancuran dan kebencian semata di dunia.

Ia pun menawarkan dialog antara kedua belah pihak untuk mengakhiri peperangan.

“Perang hanya akan membawa kehancuran dan kebencian di dunia kita. Konflik itu hanya bisa diseleseikan dengan dialog,” tuturnya.

Baca Juga: Dokumen Pengajuan Ditandatangani Zelensky, Ukraina Secara Resmi Ajukan Keanggotaan ke Uni Eropa

Invasi ke Rusia ke Ukraini sendiri kian memanas. Per hari Senin misalnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara resmi mengajukan keanggotaan Uni Eropa di tengah invasi Rusia.

Foto Zelensky menandatangani dokumen permintaan bergabung dirilis di laman Facebook sang presiden pada Senin (28/2/2022) malam waktu setempat.

Pengajuan ini dibuat lima hari setelah Ukraina diinvasi Rusia. Uni Eropa sendiri tegas mengecam tindakan Kremlin dan memberlakukan sanksi sebagai hukuman.

Di Forum PBB, kondisi pun memanas terkait Rusia-Ukraina ini. Ketegangan pun mewarnai pertemuan ini, ketika sidang dibuka dengan berita bahwa Amerika Serikat mengusir 12 diplomat Rusia di PBB yang dituduh Washington sebagai mata-mata.

“Senjata sedang berbicara sekarang, tetapi jalan dialog harus selalu tetap terbuka,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada majelis.

“Kami membutuhkan kedamaian sekarang,” ujarnya. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x