Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Perang Pecah di Ibu Kota Kiev, Pemerintah Ukraina Peringatkan Warga untuk Berlindung

Kompas.tv - 26 Februari 2022, 13:38 WIB
perang-pecah-di-ibu-kota-kiev-pemerintah-ukraina-peringatkan-warga-untuk-berlindung
Sebuah keluarga duduk di peron kereta bawah tanah Kiev, menggunakannya sebagai tempat perlindungan bom di Kiev, Ukraina, Jumat (25/2/2022). Kementerian Dalam Negeri Ukraina memperingatkan warga sipil di ibukota Kiev bahwa pertempuran kota melawan pasukan invasi Rusia terjadi di jalan-jalan ibu kota Kiev, Sabtu (26/2/2022). (Sumber: AP Photo/Emilio Morenatti)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

KIEV, KOMPAS.TV — Kementerian Dalam Negeri Ukraina memperingatkan warga sipil di Kiev untuk berlindung. Lantaran, melansir Associated Press, Sabtu (26/2/2022), pertempuran kota melawan pasukan invasi Rusia telah pecah di ibu kota Ukraina itu.

"Pertempuran aktif sedang terjadi di jalan-jalan kota kami. Harap tetap tenang dan berhati-hati mungkin! Jika Anda berada di tempat penampungan, jangan tinggalkan sekarang. Jika Anda di rumah -- jangan dekat-dekat jendela, jangan pergi ke balkon. Sembunyilah di dalam ruangan, misalnya di kamar mandi, dan tutupi diri Anda dengan sesuatu yang akan mencegah cedera dari pecahan peluru. Jika Anda mendengar sirene - segeralah pergi ke penampungan terdekat!" begitu bunyi unggahan pernyataan Kementerian Dalam Negeri Ukraina di Facebook, seperti dilaporkan CNN, Sabtu (26/2).

Peringatan itu menyarankan warga untuk tetap berada di tempat penampungan, menghindari jendela atau balkon, dan mengambil tindakan pencegahan agar tidak terkena puing-puing atau peluru.

Militer Ukraina mengatakan pertempuran sedang berlangsung di dekat unit militer di sebelah barat pusat kota.

Walikota Kiev Vitaly Klitschko mengatakan, ledakan baru mengguncang daerah dekat pembangkit listrik utama yang coba diserang oleh Rusia.

Beberapa ledakan dan tembakan terdengar di Kiev, berasal dari arah tenggara dekat dengan pusat kota sekitar pukul 5:45 pagi waktu setempat, Sabtu (26/2). 

Rentetan ledakan dan tembakan itu terjadi setelah jeda sunyi mencekam yang berlangsung sekitar 45 menit, jeda dari ledakan yang terlihat dan terdengar di dan sekitar Kiev sepanjang malam.

Sabtu pagi antara pukul 2 hingga 4 pagi, CNN melaporkan mendengar ledakan keras di barat dan selatan kota, disusul langit yang menyala terang dengan serangkaian kilatan cahaya. Tak lama setelah itu, video dari saksi mata menunjukkan ledakan di barat laut Kiev.

Presiden Ukraina sebelumnya menolak tawaran Amerika Serikat untuk diungsikan, bersikeras bahwa dia akan tetap tinggal di Kiev. "Pertarungan ada di sini," katanya, seraya menegaskan, "Kami butuh amunisi, bukan tebengan (keluar dari Kiev)."

Baca Juga: Presiden Ukraina Tolak Tawaran Evakuasi AS dari Kiev: Kami Butuh Amunisi bukan Tebengan

Tentara Ukraina mengambil posisi tempur defensif di pusat kota Kiev, Jumat (25/2/2022). Kementerian Dalam Negeri Ukraina memperingatkan warga sipil di ibukota Kiev bahwa pertempuran kota melawan pasukan invasi Rusia terjadi di jalan-jalan Kiev, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (26/2/2022). (Sumber: Emilio Morenatti/Associated Press)

Fajar saat ini sudah menyingsing di ibu kota Kiev (Kiev memiliki perbedaan waktu 5 jam lebih lambat dibanding Jakarta). CNN melaporkan adanya ledakan sepanjang Jumat (25/2) malam. Pada Sabtu (26/2) dini hari, setelah pertempuran sengit di pinggiran saat pasukan Rusia berupaya merangsek ibu kota, ledakan mulai terdengar di dalam area ibu kota Kiev. Tembakan juga terdengar di dekat pusat kota.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato nasional Jumat (25/2) malam bersumpah, dirinya akan tetap bertahan di ibu kota dan berjuang untuk negara mereka. Ia juga menuding gempuran Rusia menyasar infrastruktur sipil.

Seorang juru bicara Zelensky mengatakan, Presiden menerima proposal Rusia untuk mengadakan negosiasi dan menyatakan dia siap untuk berbicara tentang perdamaian dan gencatan senjata.

Pada Jumat (25/2), Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam invasi ke Ukraina. China, India, dan Uni Emirat Arab abstain dalam pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara, 50 negara mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan Rusia menyalahgunakan kekuasaannya dalam memblokir resolusi tersebut.

Amerika Serikat dan Kanada lalu mengumumkan sanksi terbaru terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov, bergabung dengan Uni Eropa dan Inggris.

 



Sumber : Associated Press/CNN


BERITA LAINNYA



Close Ads x