Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rusia dan Minta Bantuan Dunia, Sedikitnya 40 Tewas

Kompas.tv - 24 Februari 2022, 17:55 WIB
ukraina-putuskan-hubungan-diplomatik-dengan-rusia-dan-minta-bantuan-dunia-sedikitnya-40-tewas
Warga berdiri di samping pecahan Rudal Rusia di jalanan setelah serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. (Sumber: AP Photo/Andrew Marienko)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

KYIV, KOMPAS.TV — Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia setelah negaranya diserang hari ini, Kamis (24/2/2022). Ia juga mendesak pemimpin dunia untuk memberi bantuan pertahanan dan melindungi wilayah udara Ukraina dari agresi Rusia.

Melansir Associated Press, pemimpin Ukraina mengatakan sedikitnya 40 orang tewas sejauh ini dalam apa yang disebutnya sebagai "perang skala penuh" yang menyasar negara itu dari timur, utara dan selatan.

Oleksii Arestovich, seorang penasihat Zelensky mengatakan, pasukan Rusia bergerak sejauh 5 kilometer ke wilayah Ukraina di wilayah Kharkiv dan Chernihiv, dan, mungkin di daerah lain.

Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Bursa Saham Dunia Anjlok, Minyak Tembus hingga 100 Dollar AS Per Barrel

Pasukan Rusia melancarkan serangan luas ke Ukraina pada Kamis (24/2) dini hari. Presiden Vladimir Putin mengesampingkan kecaman dan sanksi internasional dan memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya campur tangan akan mengarah pada "konsekuensi yang belum pernah Anda lihat dalam sejarah."

Ketika militer Rusia mengeklaim berhasil memusnahkan seluruh pertahanan udara Ukraina dalam hitungan jam, warga Ukraina menyelamatkan diri dari beberapa kota. Otoritas Eropa menyatakan wilayah udara Ukraina sebagai zona konflik aktif.

Para pemimpin dunia mengecam invasi Rusia ke Ukraina yang membawa konsekuensi berat. Pasar keuangan global jatuh dan harga minyak melonjak.

Tindakan Rusia juga dianggap dapat menyebabkan korban besar, karena akan menggulingkan pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis dan mengacaukan geopolitik dan keseimbangan keamanan Eropa pasca Perang Dingin.

Baca Juga: Rusia Kerahkan Mobil Krematorium saat Serang Ukraina, Diduga untuk Sembunyikan Jumlah Korban

Tangkapan video ledakan di pinggiran Kyiv, ibukota Ukraina, dari twitter anggota parlemen Ukraina, Inna Sovsun, Kamis (24/2/2022). (Sumber: twitter.com/InnaSovsun)

Negara-negara dari Amerika Serikat hingga Asia dan Eropa menyiapkan sanksi baru setelah berminggu-minggu upaya gagal untuk solusi diplomatik. Namun, kekuatan global mengatakan mereka tidak akan campur tangan secara militer untuk mempertahankan Ukraina.

Seorang penasihat presiden Ukraina, Oleksii Arestovich, mengatakan, sejauh ini sekitar 40 orang tewas dalam serangan Rusia dan belasan orang terluka. Dia tidak merinci apakah korban termasuk warga sipil.

“Militer Ukraina melancarkan pertempuran sengit, menangkis serangan di Donbas dan wilayah lain di timur, utara dan selatan,” kata Zelensky dalam keterangan kepada publik. Dia mengatakan pihak berwenang Ukraina akan menyerahkan senjata kepada semua orang yang ingin membela negara.

Baca Juga: Pidato Emosional Presiden Ukraina untuk Rakyat Rusia Beberapa Jam sebelum Negaranya Diserang

Putin membenarkan tindakannya menyerang Ukraina dalam pidato televisi semalam. Ia menyatakan serangan itu diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina timur. Sementara, Amerika Serikat dan Barat menuding hal itu adalah klaim palsu sebagai dalih untuk invasi.

Putin menuduh AS dan sekutunya mengabaikan tuntutan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan untuk jaminan keamanan.

Putin juga mengeklaim Rusia tidak bermaksud untuk menduduki Ukraina tetapi akan bergerak untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi", serta membawa mereka yang melakukan kejahatan ke pengadilan.

Serangan pertama datang dari udara. Tetapi kemudian penjaga perbatasan Ukraina merilis rekaman kamera keamanan pada Kamis (24/2) yang menunjukkan barisan kendaraan militer Rusia menyeberang ke wilayah yang dikuasai pemerintah Ukraina dari Krimea yang dicaplok Rusia.

 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x