Kompas TV internasional kompas dunia

Biden: Ancaman Rusia untuk Menyerang Ukraina Masih Sangat Tinggi

Kompas.tv - 18 Februari 2022, 06:06 WIB
biden-ancaman-rusia-untuk-menyerang-ukraina-masih-sangat-tinggi
Helikopter militer terbang di atas tempat pelatihan Osipovichi dalam latihan militer Union Courage-2022 Rusia-Belarus di dekat Osipovichi, Belarus, Kamis, 17 Februari 2022. Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis (17/2/2022) menyatakan ancaman serangan Rusia ke Ukraina masih sangat tinggi. (Sumber: AP/Alexander Zemlanichenko Jr)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan bahwa Rusia dapat menginvasi Ukraina dalam beberapa hari mendatang. Berbicara di Gedung Putih, Kamis (17/2/2022), dia mengatakan Washington tidak melihat tanda-tanda penarikan pasukan seperti yang dijanjikan Rusia.

Ia mengatakan ancaman invasi Rusia masih sangat tinggi, karena Rusia telah memindahkan lebih banyak pasukan ke dekat perbatasan Ukraina.

“Indikasi yang kami miliki adalah, mereka siap untuk pergi ke Ukraina, menyerang Ukraina,” kata Biden kepada wartawan, seperti dikutip dari The Associated Press. 

Biden juga mengatakan dia tidak punya rencana untuk berdialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam waktu dekat.

Baca Juga: Rusia Umumkan Penarikan Lebih Banyak Pasukan dari Perbatasan Ukraina Walau Barat Tidak Percaya

Kekerasan meningkat dalam kebuntuan yang telah berlangsung lama di Ukraina timur. Beberapa pihak khawatir kebuntuan ini dapat memicu terjadinya perang dan konflik yang lebih luas.

Pemerintah AS mengeluarkan beberapa peringatan paling keras dan paling rinci tentang apa yang bisa terjadi selanjutnya.

Berbicara di Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan kesimpulan intelijen AS. Namun AS menolak untuk menunjukkan bukti bahwa invasi Rusia masih akan sangat mungkin terjadi.

“Kami tidak tahu persis alibinya. Mereka bisa saja melakukan hal-hal yang mereka sebut sebagai pengeboman teroris, serangan pesawat tak berawak, serangan palsu, bahkan serangan nyata yang menggunakan senjata kimia,” kata Blinken seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Pejabat AS: Rusia Tambah 7.000 Tentara Lagi di Dekat Perbatasan Ukraina

Menurutnya, invasi akan dibuka dengan serangan siber, bersama dengan rudal dan bom di seluruh Ukraina. Blinken menggambarkan pasukan Rusia akan maju ke Kiev yang berpenduduk hampir 3 juta, dan target utama lainnya.

“Intelijen AS mengindikasikan Rusia juga akan menargetkan “kelompok tertentu” di Ukraina,” kata Blinken. Namun dia tidak memberikan rincian tentang kelompok tertentu yang dimaksud.

Ketakutan baru akan invasi membuat pasar keuangan global gelisah. Dow Jones Industrial Average turun hampir 600 poin, atau 1,7%. Lebih dari 85% saham di benchmark S&P 500 berada di zona merah.

Bahkan tanpa serangan, tekanan Rusia terhadap Ukraina semakin melumpuhkan ekonominya yang goyah dan membuat seluruh negara berada di bawah tekanan. 
Ukraina Timur telah menjadi lokasi pertempuran sejak 2014 yang telah menewaskan 14.000 orang, dan ketegangan meningkat lagi pada Kamis.



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x