Kompas TV bbc bbc indonesia

Jejak Kekerasan 1965 di Aceh Tengah: Siapa Dalang G30S? (5)

Kompas.tv - 28 Januari 2022, 21:30 WIB
jejak-kekerasan-1965-di-aceh-tengah-siapa-dalang-g30s-5
Pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Sukarno (kanan), diikuti Mayjen Soeharto (kiri) mengumumkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) di Istana Bogor. (Sumber: Beryl Bernay/Getty Images via Tribun Medan)
Penulis : Vyara Lestari
Siapa dalang G30S dan nasib korban kekerasan 1965 yang terlupakan

Di masa Orde Baru, fakta sejarah "yang tak terbantahkan" bernama G30S, menurut sejarawan Taufik Abdullah, disandingkan dengan PKI sebagai "tuduhan". Sehingga "G30S/PKI dijadikan "suatu keutuhan yang tidak terpisahkan".

Namun dalam perjalanan waktu dan dinamika kesejarahan, menurut Taufik Abdullah, betapapun mungkin tingginya otentisitas yang diberikan oleh jawaban tunggal ini, "jawab pasti yang telah diberikan itu mulai kehilangan monopoli."

"Kebenaran lain mulai memasuki dunia wacana," tulisnya dalam buku Malam Bencana 1965 Dalam Belitan Nasional, Bagian I Rekonstruksi dalam Perdebatan (2012).

Lantas, Taufik melanjutkan, "berbagai corak pertanyaan pun diajukan dan beragam kemungkinan jawab pun dilansir ke wilayah publik..."

Sejumlah peneliti dan pengamat asing, menurutnya, ada yang memperkuat rekonstruksi itu dengan menunjukkan aspek lain yang terabaikan.

"Dan menunjukkan pula jalinan persekongkolan yang kompleks di dalam tubuh PKI dan AD (angkatan darat) serta unsur kemiliteran lain."

"Ada juga di antara mereka yang menyangsikan PKI sebagai 'dalang'," ujar Taufik (halaman 19).

Di dalam buku itu, Taufik kemudian mengungkapkan sejumlah versi lainnya tentang siapa di balik G30S, seperti dugaan keterlibatan Sukarno; konflik internal AD; anggapan keterlibatan Suharto; konstelasi politik internasional yang sangat diwarnai Perang Dingin; hingga dugaan keterlibatan RRT.

Hermawan Sulistyo, dalam buku Palu Arit di Ladang Tebu (2001), menyebutkan setidaknya ada lima versi tentang teori, interpretasi, dan spekulasi mengenai aktor-aktor dalam peristiwa G30S.

Pertama, PKI sebagai dalang, disebut Hermawan, sebagai versi "sejarah resmi".

Versi ini, yang dipercaya dan diajarkan oleh tentara sebagai sejarah resmi Indonesia.

Menurut Hermawan, versi ini banyak didasarkan pada bukti-bukti menguatkan yang berlimpah dalam persidangan Mahmillub serta berbagai dokumen terkait.

Kedua, masalah internal Angkatan Darat. Salah satu fakta yang dianggap mendukung versi ini, menurut Hermawan, mereka yang diculik dan para penculiknya adalah personel AD.

Ketiga, Sukarno dianggap bertanggung jawab. Menurut Hermawan, berdasarkan laporan interogasi yang mendalam terhadap Kolonol Bambang Widjonarko, ajudan Sukarno, Anthony Dake mengajukan tesis bahwa Sukarno sendiri yang menyusun skenario G30S.

"Meskipun versi ini tidak digubris para akademisi, tesis ini dipercaya oleh banyak kalangan, termasuk militer," tulis Hermawan.

Keempat, Suharto di balik G30S. Hermawan mengatakan, versi ini meyakini Suharto yang sesungguhnya berada di balik rencana kudeta.

Salah satu alasannya, menurutnya, "Suharto adalah jenderal paling penting yang tidak tercantum dalam daftar nama yang harus diculik."

Kelima, jaringan intelijen dan CIA. Versi ini menyatakan, jaringan intelijen AD sendirilah yang memprakarsai G30S, baik atas usaha sendiri maupun atas bantuan agen-agen intelijen asing, khususnya Amerika Serikat (AS) dan China.

Apakah AS terlibat dalam pembunuhan massal 1965?

Khusus dugaan keterlibatan AS dalam pembunuhan massal 1965, Greg Poulgrain, sejarawan University of Sunshine Coast, Brisbane, Australia, mengungkapkan beberapa penelitian dan dokumen resmi yang menguatkan dugaan itu.

Penulis buku JFK vs. Allen Dulles: Battleground Indonesia (2020) danBayang-bayang Intervensi Perang Siasat John F Kennedy dan Allen Dulles atas Soekarno (2017) itu menuturkan dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan:





Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x