Kompas TV regional berita daerah

Waspada! Kasus DBD di Kota Semarang Sempat Naik

Kompas.tv - 5 Januari 2022, 14:05 WIB
Penulis : KompasTV Jateng

SEMARANG, KOMPAS.TV - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Semarang Jawa Tengah, mengalami peningkatan selama musim penghujan. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Roemani Kota Semarang, di tahun 2021 untuk Oktober terdapat 28 kasus DBD, November 39 kasus dan Desember tercatat 50 kasus DBD. Namun di Minggu awal Januari 2022, kasus DBD tercatat menurun hanya 2 kasus, dan per tanggal 4 Januari 2022, satu pasien DBD anak yang masih menjalani rawat inap.

"Kasus demam berdarah di Rumah Sakit Roemani, kami mencatat mulai bulan September 2021 memang terjadi peningkatan kasus demam berdarah hingga akhir tahun 2021. Di tempat kami tercatat akhir tahun 2021, sudah ada 50 kasus demam berdarah. Untuk bulan Januari ini kami mencatat ada dua pasien kasus deman berdarah," kata Galang Kusuma, Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Roemani Kota Semarang.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, sepanjang tahun 2021 tercatat 198 kasus DBD dengan penderita laki-laki, 134 kasus DBD dengan penderita perempuan. Untuk kasus kematian ada 8 orang, masing-masing 4 kasus kematian akibat DBD pasien laki-laki dan 4 kasus kematian akibat DBD pasien perempuan.

#dbd #dinaskesehatan #kotasemarang

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit DBD selama musim penghujan, dengan melalukan pemberantasan jentik nyamuk (PJN).

"Itu yang namannya PJN, nah mengapa harus seminggu sekali? Dari uget - uget jadi nyamuk itu waktunya satu minggu. Maka tidak ada cara lain, misalnya dengan fogging, hanya mematikan nyamuk, uget - ugetnya tidak mati. Ini yang terus kita upayakan setiap rumah harus bertanggung jawab kedalam rumahnya sama diluar rumahnya," ujar Abdul Hakam.

Pemerintah Kota Semarang juga mengerahkan kader juru pemantau jentik (jumantik), untuk ikut memeriksa dan mengingatkan masyarakat, dalam membersihkan tempat penampungan air yang berpotensi menjadi tempat bertelur nyamuk.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x