Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Jelang Natal dan Tahun Baru, Begini Kondisi Pasokan Beras Menurut Kementan

Kompas.tv - 24 Desember 2021, 11:14 WIB
jelang-natal-dan-tahun-baru-begini-kondisi-pasokan-beras-menurut-kementan
Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Sub divre Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/12/2021). Kementan memastikan pasokan beras untuk Nataru aman. Stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang juga mencapai 33.000 ton, lebih banyak dari stok hari biasa. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jelang Natal dan Tahun Baru, kecukupan bahan pangan menjadi sangat penting. Pasalnya, jika pasokan kurang saat permintaan sedang tinggi, harga bisa bisa melambung. Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengatakan, untuk pasokan beras di PIBC aman.

Seorang pedagang bernama Nelly menyebutkan, stok beras di PIBC per Kamis (23/12/2021) sebesar 33.000 ton, di atas kondisi stok normal 30.000 ton.

Kelebihan stok itu selain untuk memenuhi kebutuhan momen Nataru, juga untuk kebutuhan bantuan sosial.

"Pasokan beras ke PIBC saat ini aman, memang ada kenaikan permintaan untuk memenuhi pasokan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan bantuan PPKM dari Kemensos yang dilaksanakan bulan Desember ini," kata Nelly seperti dikutip dari Antara, Jumat (24/12/2021).

Baca Juga: Manajemen dan Serikat Pekerja Pertamina Akhirnya Bertemu, Ini Hasilnya

Adapun Kementerian Pertanian memastikan stok beras menghadapi Natal dan tahun baru 2022 sampai dengan masuk musim panen tahun depan dalam kondisi yang aman.

"Produksi beras nasional kita tahun ini mengalami peningkatan dari tahun lalu, jadi kita tidak perlu khawatir kekurangan stok," ujar Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Kementerian Pertanian Risfaheri.

Berdasarkan data BPS, produksi beras tahun 2021 ini mencapai 31,68 juta ton. Jumlah itu meningkat 0,35 juta ton dari produksi beras tahun 2020 sebesar 31,33 juta ton. Sedangkan surplus tahun berjalan sampai dengan Desember mencapai 1,65 juta ton.

"Bila ditambahkan dengan stok awal tahun 2021 (carry over tahun 2020) yang mencapai 7,32 juta ton sesuai perhitungan Badan Ketahanan Pangan, maka total surplus beras tahun ini yang berasal dari surplus tahun berjalan dan carry over tahun 2020 dapat memenuhi kebutuhan beras minimal 3 bulan ke depan," kata Risfaheri.

Baca Juga: 4,7 Juta Hektar Aset Tanah Texmaco akan Dilelang Untuk Lunasi Utang

"Karena kebutuhan beras hanya sekitar 2,5 juta ton per bulan," katanya.

BPS memprediksi produksi-konsumsi pada bulan Januari 2022 masih negatif, sedangkan produksi-konsumsi bulan Februari 2022 sudah surplus. Perkiraan produksi beras dalam negeri pada bulan Jan-Feb 2022 sekitar 3,4 juta ton.

"Artinya surplus kita pada tahun sebelumnya sangat lebih dari cukup untuk menutup kekurangan produksi pada bulan Januari 2022,” ujarnya.

Berdasarkan data Monitoring Stok (Simonstok) Badan Ketahanan Pangan hingga Minggu kedua Desember 2021, stok beras diperkirakan mencapai 7,5 juta ton.

Baca Juga: Harga Telur Capai Rp30.000/Kg, Warga: Makan Tempe Aja, Dapat Sepanci

Dengan rincian stok di Bulog 1,1 juta ton, rumah tangga 4 juta ton, penggilingan 1,3 juta ton, pedagang 723.000 ton, PIBC 32.00p ton, horeka 323.009 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 12.000 ton.

Terkait dinamika harga beras, Risfaheri memprediksi harga rata-rata beras di tingkat penggilingan dan eceran masih stabil hingga bulan Desember 2021. Dengan tren kenaikan 0,01 hingga 0,03 persen.

Tren sedikit naik pada akhir tahun sampai masuk musim panen memang biasa terjadi. Stabilnya harga beras tidak terlepas dari pengaruh kondisi stok beras nasional yang cukup dan aman.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terhadap stok dan ketersediaan beras menjelang perayaan natal dan tahun baru ini," ucap Risfaheri.




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x