Kompas TV internasional kompas dunia

Rezim Kim Jong-Un Selalu Perintahkan Eksekusi Mati Sadis, Pekerja dan Pelajar Dipaksa Menyaksikan

Kompas.tv - 18 Desember 2021, 12:49 WIB
rezim-kim-jong-un-selalu-perintahkan-eksekusi-mati-sadis-pekerja-dan-pelajar-dipaksa-menyaksikan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan selalu memerintahkan eksekusi mati sadis dilakukan di depan publik. (Sumber: Korean Central News Agency via Korea News Service via AP, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

Peringatan: Artikel ini memuat deskripsi yang mungkin mengerikan bagi pembaca.

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Kelompok hak asasi manusia (HAM) mengungkapkan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un selalu memerintahkan eksekusi mati sadis dilakukan di depan publik.

Para pekerja dan pelajar dipaksa untuk menyaksikan eksekusi mati yang sadis tersebut sebagai bentuk peringatan.

Kelompok Kerja Keadilan Transisi yang berbasis di Seoul telah mengumpulkan pernyataan dari saksi atas 27 eksekusi mati yang diperintahkan negara sejak Kim Jong-un berkuasa 10 tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, 23 eksekusi dilakukan di depan publik. Rinciannya, 21 orang dieksekusi mati di depan regu tembak, dan dua lainnya digantung.

Baca Juga: Korban Tewas Omicron Pertama di Inggris Ternyata Anti-Vaksin Covid-19 dan Yakini Teori Konspirasi

Hal itu diungkapkan oleh saksi yang telah membelot ke Korea Selatan.

Jumlah sebenarnya dari eksekusi mati tersebut diyakini jauh lebih besar.

Menurut salah satu saksi, eksekusi mati yang sadis itu digunakan sebagai peringatan, sehingga seluruh rakyat hingga pelajar harus menyaksikannya.

“Bahkan ketika ada cairan keluar dari otak korban eksekusi mati, masyarakat harus berbaris dan melihatnya sebagai sebuah peringatan,” tutur saksi tersebut dikutip dari Daily Mail.

Saksi lainnya mengungkapkan bagaimana tubuh napi eksekusi mati dibakar di hadapan keluarganya.

“Pada 2012 atau 2013 di Pyongyang, tubuh dari napi yang sudah dieksekusi mati dibakar menggunakan penyemprot api di depan publik,” bunyi laporan tersebut.



Sumber : Daily Mail


BERITA LAINNYA



Close Ads x