Kompas TV regional kriminal

Guru SD di Bengkulu Dikeroyok Wali Murid karena Tegur Siswa, Korban Lapor Polisi

Kompas.tv - 15 Desember 2021, 00:18 WIB
guru-sd-di-bengkulu-dikeroyok-wali-murid-karena-tegur-siswa-korban-lapor-polisi
Ilustrasi pengeroyokan. Seorang guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, dikeroyok tiga orang. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Vyara Lestari

MUKOMUKO, KOMPAS.TV - Seorang guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menjadi korban pengeroyokan.

Guru SD bernama Wayan ini dikeroyok oleh tiga orang pada Jumat (10/12/2021). Adapun salah satu pelaku merupakan wali murid yang tinggal di Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko.

Kepala Disdikbud Kabupaten Mukomuko Ruslan mengungkapkan, Wayan diduga dikeroyok karena sebelumnya menegur salah satu siswa kelas 5 SD yang memukul siswa kelas 1.

"Pada saat guru menegur siswa ini, Pak Wayan ini menepis pipi siswa dan kebetulan pada saat itu siswa ini merasa kesakitan karena sedang sariawan," kata Ruslan seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (14/12/2021). 

Ruslan juga menyebut, Wayan telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), lanjut dia, mendampingi Wayan dalam menghadapi permasalahan tersebut. 

"Pak Wayan secara pribadi sudah memberikan dan memaafkan pelaku pengeroyokan ini, tetapi secara hukum sudah melapor didampingi oleh PGRI," ujarnya. 

Baca Juga: Polisi Dikeroyok Orang Tak Dikenal di Bundaran Pondok Indah, Polres Jaksel Buru Pelaku

Wayan, lanjutnya, juga sudah menyerahkan permasalahan ini sepenuhnya kepada PGRI sebagai wadah profesi guru.

Sementara, Disdikbud setempat berupaya agar proses ini tidak merugikan pihak tertentu, baik dari pihak guru maupun masyarakat, sehingga diusahakan mencari jalan terbaik.

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Mukomuko Rasita meminta kepada aparat penegak hukum di daerah ini untuk menangani masalah guru yang menjadi korban pengeroyokan seadil-adilnya.

Pasalnya, kejadian ini membuat profesi guru tidak dihargai lagi. Dan, PGRI tidak terima karena perbuatan tersebut melecehkan guru.

"Kalau kejadiannya seperti ini, kenyamanan guru tidak ada lagi, daripada guru minta pindah lagi karena ketakutan mengejar di sekolah tersebut," ujarnya.

Ia menyatakan khawatir, setelah kejadian ini, guru hanya melaksanakan tugas mengajar saja, dan tidak lagi menjalankan fungsi membimbing siswa.

Sebab itu, dia berharap kepada pihak terkait agar permasalahan ini ditindaklanjuti supaya ada kenyamanan guru mengajar di sekolah.

Baca Juga: Kronologi Polisi Dikeroyok Kelompok Pemuda di Pondok Indah, Istrinya Sempat Coba Melerai



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x