Kompas TV internasional kompas dunia

Iran Keras Kepala dalam Perundingan Nuklir, Diplomat Eropa Frustrasi

Kompas.tv - 14 Desember 2021, 22:16 WIB
iran-keras-kepala-dalam-perundingan-nuklir-diplomat-eropa-frustrasi
Gedung Palais Coburg, tempat digelarnya perundingan nuklir Iran di Wina, Austria. Foto diambil pada 9 Desember 2021. (Sumber: Michael Gruber/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

WINA, KOMPAS.TV - Diplomat Eropa yang terlibat dalam perundingan nuklir Iran di Wina, Austria mengaku frustrasi menghadapi tuntutan Teheran. Mereka mendesak pemerintahan Ebrahim Raisi mengajukan “proposal masuk akal.”

Iran diketahui datang ke Wina dengan tuntutan pencabutan semua sanksi. Mereka juga mengajukan sejumlah permintaan yang dianggap peserta lain tidak bisa diterima.

Perundingan di Austria ini digelar sejak pekan lalu, diikuti oleh Iran dan penandatangan perjanjian nuklir global atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015.

Diplomat senior dari tiga negara Eropa, yakni Inggris Raya, Prancis, dan Jerman menyebut negosiasi belum berkembang per Senin (13/12/2021) malam waktu setempat.

Baca Juga: Israel Khawatir dengan Perundingan Nuklir Iran, Minta Negara Berkuasa Bertindak Keras

Para diplomat itu menyebut “semua delegasi telah menekan Iran untuk lebih masuk akal.”

Diplomat tidak merinci permintaan Iran yang dianggap "tidak masuk akal" tersebut. Perundingan nuklir di Wina sendiri digelar secara tertutup.

“Pada saat ini, kami belum bisa sampai pada negosiasi yang sesungguhnya. Kami kehilangan waktu berharga menghadapi posisi Iran yang inkonsiten dengan JCPOA atau justru melampauinya,” kata seorang diplomat yang terlibat negosiasi kepada Associated Press.

“Waktu hampir habis. Tanpa progres cepat, dan di hadapan cepatnya perkembangan program nuklir Iran, JCPOA akan segera menjadi cangkang kosong,” imbuh diplomat tersebut.

Perjanjian JCPOA 2015 sendiri dimaksudkan untuk mengontrol program nuklir Iran sebagai ganti melonggarkan sanksi eknomi.

Akan tetapi, Amerika Serikat (AS) kemudian keluar dari perjanjian dan memberlakukan sanksi ketat terhadap Iran.

Iran pun membalas dengan memperkaya uranium melampaui batas yang ditetapkan. Teheran juga melarang Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengawasi fasilitas nuklirnya.

Baca Juga: Perundingan Nuklir Tak Kelar-Kelar, Kaum Muda Iran Kini Sudah Tidak Peduli


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x