Kompas TV nasional kesehatan

Benarkah Vape Bikin Impoten? Begini Penjelasan dari Peneliti

Kompas.tv - 6 Desember 2021, 15:46 WIB
benarkah-vape-bikin-impoten-begini-penjelasan-dari-peneliti
Ilustrasi orang mengisap vape di siang hari saat puasa Ramadan. (Sumber: Unsplash/Mohamad Hajizade)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sebuah studi mengungkapkan bahwa pria yang menggunakan rokok elektrik alias vape memiliki risiko dua kali lebih tinggi mengalami difsungsi ereksi atau impoten.

Studi yang dipublikasikan di American Journal of Preventive Medicine ini mempelajari hubungan antara perilaku vaping dan kesehatan seksual dan melibatkan lebih dari 13.000 pria berusia 20 tahun ke atas.

Hasilnya, penggunaan vape setiap hari meningkatkan risiko hingga 2,2 kali lebih besar terhadap disfungsi ereksi, dibandingkan pria yang tidak pernah mengonsumsi vape.

Baca Juga: YLKI Tolak Pemberlakuan SNI untuk Produk Hasil Tembakau Seperti Rokok dan Vape

Melansir Indiser, Senin (6/12/2021), dalam sampel yang melibatkan pria di bawah 65 tahun dengan body mass index (BMI) normal dan tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, pengguna vape 2,4 kali lebih mungkin mengalami impotensi dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa satu dari lima pria berusia di atas 20 tahun di Amerika Serikat mengalami impoten. 

Namun, survei tersebut tidak memasukkan data, apakah responden mengonsumsi obat-obatan yang meningkatkan risiko  disfungsi ereksi, seperti antidepresan.

Sementara itu, beberapa orang menilai vape sebagai alternatif yang lebih sehat ketimbang merokok. Meski demikian, mengonsumsi nikotin secara berlebihan tetap saja membawa risiko.

“Secara keseluruhan, rokok elektrik cenderung kurang berbahaya daripada merokok, sejauh mereka dapat menggantikan rokok,” kata El Shahwy, asisten profesor di Departemen Kesehatan Kependudukan di NYU Langone.

Baca Juga: Pemerintah Mulai Fokus Menggarap Industri Vape, Ini Penjelasannya

Dia mengimbau kepada para pengguna vape untuk tetap membatasi perilaku vaping mereka karena vape bukan berarti bebas risiko.

Terlebih, rokok elektrik generasi baru ini memiliki konsentrasi nikotin yang sangat tinggi. Menggunakannya dalam jangka waktu yang panjang dan sering tentu saja menyebabkan efek yang sama seperti rokok konvensional.

Merokok memang telah lama dikaitkan dengan disfungsi seksual baik pada pria maupun perempuan. Selain itu, paparan kadar nikotin yang tinggi dapat merusak fungsi pembuluh darah.



Sumber : Kompas TV/Insider


BERITA LAINNYA



Close Ads x