Tradisi Massorong, Doa Ucapan Syukur dan Perlindungan dari Bencana

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.TV - Tradisi budaya berupa sedekah laut atau yang lebih dikenal masyarakat Polewali Mandar dengan tradisi Massorong kembali digelar oleh ratusan nelayan di Pulau Battoa, Kecamatan Binuang. Tradisi tahunan nelayan ini digelar sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut yang melimpah dan juga agar mereka dihindarkan dari segala bentuk bencana ditengah laut terutama ditengah cuaca buruk akhir-akhir ini.

Ritual diawali dengan menyiapkan beragam sesaji yang ditaruh diatas wadah khusus berbentuk perahu mini dan wadah khusus dari bamboo. Sesaji ini berupa berbagai macam panganan, nasi ketan tiga warna, telur, ayam, buah-buahan, serta benda-benda khusus yang telah didoakan ketua adat. sesaji ini langsung di bawa ke perahu untuk segera dibawa ketengah laut.

Perjalanan mengantar sesajen ritual ketengah laut ini diikuti puluhan perahu yang membawa ratusan warga Pulau Battoa. Hampir semua warga baik tua maupun muda serta anak-anak ikut ambil bagian mengantar sesajen ke lokasi yang telah ditentukan ditengah laut. Setelah menempuh perjalanan selama hampir 30 menit, sesajen pun dilarung kelaut disertai doa-doa para nelayan yang ikut hadir.

Baca Juga: Polda Sumsel Buka Sentra Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tradisional, Syaratnya Cukup Bawa KTP!

Ritual budaya Massorong yang artinya memberi makan laut ini digelar sebagai bentuk rasa syukur nelayan dengan melimpahnya hasil tangkapan ikan. Selain itu para nelayan juga berharap terhindar dari segala bentuk marabahaya ditengah laut, terutama memasuki musim cuaca buruk sehingga untuk aktifitas pencarian ikan mereka bisa lebih tenang.

Usai melakukan ritual melarung sesaji ke laut, warga kemudian menyantap makanan bersama tradisi tahunan yang digelar turun temurun ini juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan sesama nelayan.

Video Editor: Febi Ramdani