Kompas TV nasional gaya hidup

Vaksin Booster Pfizer Efektif Hingga 10 Bulan

Kompas.tv - 11 November 2021, 12:28 WIB
vaksin-booster-pfizer-efektif-hingga-10-bulan
Botol kecil dengan label vaksin penyakit virus korona (Covid-19) Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna terlihat dalam foto ilustrasi yang diambil Jumat (19/3/2021). (Sumber: Kompas.TV/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV – Vaksin booster atau tambahan suntikan vaksin Covid-19 yakni Pfizer dinyatakan bisa menghasilkan lebih banyak antibodi. Bahkan, menurut data awal studi diakui lebih baik dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2. 

Para peneliti di Tel Hashomer Hospital, Israel menemukan antibodi yang dihasilkan suntikan booster mampu memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan dengan dua dosis pertama vaksin.

Selain itu, dilansir dari Antara, Kamis (11/11/2021), suntikan booster terbukti efektif setidaknya selama 9-10 bulan, bahkan lebih lama.

Temuan ini didapat usai para peneliti menganalisis data dari 728.321 orang yang menerima suntikan booster. Mereka lalu membandingkannya dengan data kelompok orang yang sama saat hanya mendapat suntikan dua dosis vaksin.

“Hasilnya menunjukkan dengan cara yang sangat meyakinkan dosis ketiga vaksin sangat efisien,” kata kepala inovasi Clalit, Ran Balicer.

Baca Juga: Vaksin Booster Bayar Sendiri, Cek Harganya di Sini

Adapun, Badan POM Amerika Serikat (FDA) secara resmi mengizinkan penggunaan booster vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech pada September lalu.

Selama peluncuran awal, individu berusia 65 tahun ke atas harus diprioritaskan, bersama dengan orang berusia 18-64 tahun yang berisiko tinggi menderita infeksi parah. Sebulan setelah itu, FDA resmi mengizinkan penggunaan booster untuk vaksin Moderna dan Johnson & Johnson (J&J atau Janssen).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kemudian mengeluarkan pedoman bahwa penerima vaksin Pfizer, Moderna dan Janssen diizinkan untuk mendapatkan suntikan booster dari salah satu dari tiga merek itu.

Namun, CDC mengatakan, beberapa penerima J&J mungkin menyukai booster dari dua merek lainnya karena vaksin Janssen memiliki efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan vaksin berbasis mRNA.

Baca Juga: Pfizer Umumkan Hasil Uji Obat Covid-19 Paxlovid, Ini Perbandingannya dengan Molnupiravir dari Merck

 



Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x