Kompas TV nasional peristiwa

Data BNPB: Pekan Pertama November Terjadi 32 Banjir dengan 9 Korban Meninggal

Kompas.tv - 8 November 2021, 21:10 WIB
data-bnpb-pekan-pertama-november-terjadi-32-banjir-dengan-9-korban-meninggal
Ilustrasi. Pekan pertama November 2021, terjadi 32 kejadian banjir dengan total jumlah korban meninggal 9 jiwa dan hilang 2 jiwa, (Sumber: BNPB)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pekan pertama November 2021, terjadi 32 kejadian banjir dengan total jumlah korban meninggal 9 jiwa dan hilang 2 jiwa, sedangkan rumah warga rusak dengan kategori sedang hingga berat mencapai 295 unit.

Hal itu diketahui berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang dikirimkan melalui keterangan tertulis, Senin (8/11/2021).

“Pekan pertama bulan ini (1 – 7 November 2021), BNPB mencatat 32 kejadian banjir dengan total jumlah korban meninggal 9 jiwa dan hilang 2 jiwa, sedangkan rumah warga rusak dengan kategori sedang hingga berat mencapai 295 unit,” demikian tertulis dalam keterangan tersebut.

BNPB juga menyampaikan, pada pekan pertama November 2021 beberapa wilayah Indonesia diterjang bencana hidrometeorologi basah.

Baca Juga: BNPB Sebut Banjir Bandang di Kota Batu Malang Gara-gara Ini

Fenomena La Nina semakin dirasakan dengan meningkatnya kejadian, seperti banjir dan banjir bandang.

Terkait hal-hal tersebut, BNPB mengimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi dampak banjir dan tanah longsor di bulan November ini.

Sebagai upaya antisipasi, BNPB melalui Deputi Bidang Pencegahan, Prasinta Dewi, juga meminta BPBD untuk meningkatkan sosialisasi, edukasi dan mitigasi terkait pencegahan, dengan menggunakan media elektronik  atau media sosial.

“Melakukan koordinasi dengan lembaga atau organisasi terkait (RAPI, Orari, Senkom, Forum PRB daerah) dalam penyebarluasan informasi peringatan dini banjir dan gerakan tanah secara berkala kepada masyarakat, khususnya di wilayah berisiko tinggi,” pesan Prasinta.

BNPB juga meminta BPBD menyiapkan dan menyosialisasikan lokasi evakuasi aman untuk penanganan warga terdampak.

“Apabila diperlukan, pemerintah daerah dapat menetapkan status darurat bencana dan membentuk pos komando penanganan darurat bencana serta mengaktivasi rencana kontinjensi menjadi rencana operasi,” tambah Prasinta.

Baca Juga: BNPB: Akibat Banjir di Sintang, 2 Orang Meninggal dan 24.522 Keluarga Terdampak

Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa inaRISK mencatat ada sejumlah wilayah di Indonesia yang rawan potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.

Sebanyak 100,81 juta jiwa berpotensi terpapar bahaya tersebut, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sementara, potensi bahaya tanah longsor yang teridentifikasi di 33 provinsi dengan potensi poluasi terpapar mencapai 14 juta jiwa.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x