Kompas TV internasional kompas dunia

Tak Hadiri COP26, China Memberi Jawaban Menohok Kritikan Joe Biden

Kompas.tv - 4 November 2021, 10:33 WIB
tak-hadiri-cop26-china-memberi-jawaban-menohok-kritikan-joe-biden
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin. (Sumber: AP Photo/Liu Zheng)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Purwanto

BEIJING, KOMPAS.TV - China memberikan balasan menohok terhadap kritikan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden karena tak hadir dalam pertemuan PBB KTT COP26.

Presiden China Xi Jinping, tak berpergian keluar China sejak awal Covid-19, dan juga tak bergabung pada pertemuan pemimpin dunia KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia yang diadakan awal pekan ini.

China merupakan negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di bumi yang bertanggung jawab atas perubahan iklim.

Biden pun pada Selasa (2/11/2021), mengkritik tidak hadirnya China dan Rusia pada pertemuan yang membicarakan perubahan iklim ini.

Baca Juga: Pemimpinnya Absen di COP26, Biden Kritik China dan Rusia

China pun membalas kritikan Biden melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

“Perkataan berbicara lebih besar dari kata-kata,” ujar Wang, Rabu (3/11/2021), dikutip dari NDTV.

“Yang kita butuhkan untuk menghadapi perubahan iklim adalah tindakan nyata daripada kata-kata kosong. Tindakan China dalam menanggapi perubahan iklim adalah nyata,” tambahnya.

Wang bahkan mencemooh AS karena Washington sempat menarik diri dari Perjanjian Paris di bawah pendahulu Biden, Donald rump.

Menurutnya, hal itu telah merusak tata kelola iklim global dan implementasi perjanjian tersebut.

Baca Juga: Petenis Ini Mengaku Dipaksa Berhubungan Seksual oleh Mantan Petinggi Partai Komunis China

Biden sendiri telah meminta maaf atas keputusan Trump tersebut.

KTT COP26 dianggap penting untuk kelangsungan Perjanjian Paris 2016 di mana negara-negara berjanji membatasai kenaikan suhu global hingga jauh di bawah 2c, dan bekerja untuk batas 1,5C yang lebih aman.

Pada KTT tersebut, hampir 100 negara bergabung dengan inisiatif AS dan Uni Eropa untuk mengurangi emisi metana, gas rumah kaca yang kuat, setidaknya 30 persen pada dekade ini.

Para ahli mengatakan inisiatif ini akan memiliki dampak yang kuat dan jangka pendek pada pemanasa global.



Sumber : NDTV


BERITA LAINNYA



Close Ads x