Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Wisata Healing Forest di Tahura Wan Abdul Rachman Lampung Resmi Dibuka

Kompas.tv - 1 November 2021, 11:43 WIB
wisata-healing-forest-di-tahura-wan-abdul-rachman-lampung-resmi-dibuka
Wisatawan minat khusus menyusuri jalan di kawasan Taman Hutan Raya Wa Abdul Rachman di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Minggu (31/10/2021). (Sumber: Kompas.id/Vina Oktavia)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Desy Afrianti

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.TV – Sebagian area Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman, Bandar Lampung, dikembangkan sebagai kawasan wisata hutan. Hal itu akan dimanfaatkan tak hanya untuk kegiatan jelajah alam, tetapi wisatawan juga bisa melihat kehidupan petani hutan.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah mengatakan, pengembangan wisata hutan dengan konsep healing forest digagas karena banyak warga yang membutuhkan wisata sambil menikmati keindahan alam dan udara segar untuk menghilangkan stres.

”Keindahan bentang alam, udara segar, dan air di kawasan hutan yang masih lestari merupakan potensi wisata minat khusus. Di sisi lain, ada kelompok petani hutan dan kelompok sadar wisata yang bisa mendapat manfaat dari wisata terbatas ini. Mereka juga akan terdorong untuk terus mempertahankan kelestarian hutan,” kata Yanyan di sela-sela acara soft launching healing forest, Minggu (31/10/2021), dikutip dari Kompas.id

Dengan demikian, menurutnya, pencanangan tahura sebagai tempat wisata alam tidak akan mengganggu kawasan konservasi. Hal itu justru diharapkan meningkatkan kesadaran warga untuk melestarikan hutan. Selain itu, perekonomian warga sekitar juga meningkat.

Adapun, pencanangan kawasan wisata itu ditandai dengan acara soft launching healing forest di Desa Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Minggu (31/10). Kegiatan itu juga dilakukan peresmian produk hutan Lampung dan ecobee park Tahura Wan Abdul Rachman.

Kawasan Tahura Wan Abdul Rachman dinilai memiliki potensi alam yang bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata minat khusus. Kawasan itu mempunyai sejumlah destinasi wisata antara lain penangkaran rusa dan taman konservasi kupu-kupu.

Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menjelajahi hutan untuk menikmati kesegaran udara dan keindahan air terjun, hutan kemiri, atau mendaki Gunung Betung dengan ketinggian 1.240 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Baca Juga: Bunga Langka Mekar Sempurna Ditahura

Aneka produk hutan bukan kayu, seperti madu, kemiri, gula aren, atau durian yang dihasilkan petani hutan di kawasan itu, juga terus dipromosikan pada wisatawan dan masyarakat yang berkunjung ke lokasi tersebut. Dengan begitu, perekonomian petani hutan diharapkan semakin meningkat.

Yanyan menambahkan, Pemerintah Provinsi Lampung juga berencana menggelar Festival Wisata Hutan pada 2022.

Agroforestry

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Tahura Wan Abdul Rachman Eny Puspasari menuturkan, sudah ada 17 kelompok tani hutan yang telah bermitra dengan pemerintah dalam mengelola tahura. Dengan kemitraan konservasi, petani menerapkan konsep agroforestry.

Petani tidak lagi memanfaatkan kayu-kayu di dalam hutan, tetapi memanfaatkan buah dari pohon-pohon keras yang ditanam. Dengan demikian, fungsi kelestarian hutan tetap terjaga dan petani memperoleh manfaat dari hutan.

Saat ini, kondisi tutupan hutan seluas 22.244 hektar itu semakin membaik. Pohon-pohon yang ditanam petani, antara lain kemiri, durian, petai, dan jengkol, semakin menghijau dan tinggi.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Sumber Agung Darma menuturkan, pihaknya telah membuka rute jelajah hutan sepanjang 5,6 meter untuk kegiatan wisata hutan. Terdapat tiga pos pemberhentian, yakni di lokasi pengolahan aren, air terjun batu lapis, dan hutan kemiri.

Di sana, wisatawan juga bisa berbincang dengan petani yang melakukan upaya konservasi hutan dengan menanam pohon.

Baca Juga: Ekowisata Hutan Gambut, Salah Satu Solusi Konservasi Hutan

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x