Kompas TV internasional kompas dunia

Iran Tuduh Israel dan AS Bersalah atas Serangan Siber yang Lumpuhkan Stasiun Bahan Bakar

Kompas.tv - 1 November 2021, 09:02 WIB
iran-tuduh-israel-dan-as-bersalah-atas-serangan-siber-yang-lumpuhkan-stasiun-bahan-bakar
Seorang petugas pom bensin di Teheran, Iran berpose di depan mesin pengisian bahan bakar yang nonaktif karena gangguan sistem, Selasa (26/10/2021). Gangguan ini diduga akibat serangan siber. (Sumber: Vahid Salemi/Associated Press)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

TEHERAN, KOMPAS.TV - Iran menuduh Israel dan Amerika Serikat (AS) bersalah atas serangan siber yang lumpuhkan stasiun bahan bakar di negara itu pekan lalu.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pertahanan Sipil Iran Gholamreza Jalali di stasiun TV negara.,

“Kami masih belum bisa bicara secara forensik, tetapi melalui analisis saya percaya ini dilakukan oleh rezim zionis, Amerika dan agen mereka,” ujar Gholamrez dikutip dari The Times of Israel.

Ia pun menegaskan investigasi mengenai serangan tersebut masih dilakukan.

Baca Juga: Tukang Becak Tewas, Istri dan Sepupunya yang Terlibat Perselingkuhan Ditangkap

Sebelumnya pada Rabu (27/10/2021), Presiden Iran Ebrahim Raisi menegaskan serangan itu dilakukan untuk membuat masyarakat marah dengan menciptakan gangguan dan ketidakteraturan.

Pemerintah Iran percaya pasukan anti-Iran melakukan serangan yang kemungkinan dirancang untuk mengobarkan negara itu.

Hal itu mengingat peringatan dua tahun penumpasan mematikan atas protes nasional karena harga bensin semakin dekat.

Pada awal pekan ini, pejabat Iran mencuit bahwa tujuan musuh untuk mengobarkan kerusuhan melalui kurangnya bahan bakar telah digagalkan

“Meski pertahanan garis depan pasif dinonaktifkan oleh serangan maya, barisan belakang menggagalkan tujuan kerusuhan musuh di Iran melalui tindakan terkoordinasi dan tepat waktu oleh badan eksekutif, keamanan dan komunikasi,” cuit Sekretaris Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani.

Ali sendiri mencuitkan pernyataan tersebut dengan Bahasa Ibrani, Inggris, Arab dan Persia.

“Manajemen intelijen pada Oktober 2021 mengungkapkan kecoroban Oktober 2019,” katanya.

Pernyataan itu tampaknya merujuk pada aksi unjuk rasa yang berujung kematian pada akhir 2019 di Iran.

Baca Juga: Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki Positif Covid-19, Masih Negatif saat Kontak dengan Biden

Iran sendiri kerap menyalahkan Israel dengan tuduhan memprovokasi kerusuhan selama protes.

Pada Juli lalu, Iran mengklaim telah menangkap anggota Mossad yang berencana memprovokasi kekerasan selama demonstrasi pada 2019.

Serangan siber yang terjadi Selasa (26/10/2021), memblok system IT yang mengizinkan warga Iran mengisi tangka bensi mereka secara gratis, atau dengan harga subsidi menggunakan kartu digital yang dikeluarkan pemerintah.

Hal itu kemudian berujung pada antrian panjang dan rasa frutasi pengguna kendaraan karena terdampar kehabisan bahan bakar.



Sumber : Times of Israel


BERITA LAINNYA



Close Ads x