Kompas TV nasional sosok

Profil Gunawan Maryanto, Petualang Sejati di Dunia Teater, Film hingga Sastra

Kompas.tv - 6 Oktober 2021, 23:06 WIB
profil-gunawan-maryanto-petualang-sejati-di-dunia-teater-film-hingga-sastra
Aktor sekaligus penulis Gunawan Maryanto meninggal dunia hari ini, Rabu (6/10/2021). (Sumber: Teatergarasi.org)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Vyara Lestari

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Seniman cum penulis Gunawan Maryanto merupakan sosok aktor yang serbabisa. Kepiawaiannya dalam memerankan lakon bahkan telah mengantarkannya pada puncak karier lantaran berhasil menyabet berbagai penghargaan terbaik.

Pria kelahiran Yogyakarta, 10 April 1976 ini, merupakan seniman yang mengelola dan turut membesarkan Teater Garasi, sebuah komunitas seni yang berada di Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Tidak hanya teater, dirinya juga pernah bermain peran di sejumlah film layar lebar.

Petualangan Gunawan Maryanto atau biasa disapa Cindil di dunia film, bermula pada tahun 2016 saat ia berhasil memerankan tokoh Wiji Thukul dalam film "Istirahatlah Kata-Kata" gubahan sutradara Yosep Anggi Noen.

Lewat film tersebut, Gunawan Maryanto berhasil menyabet penghargaan dari Usmar Ismail Award 2017 pada kategori aktor pria terbaik. Aktor asli Jogja ini berhasil mengalahkan Reza Rahadian dan Tyo Pakusadewo.

Tak berhenti disitu, seniman asli Karangmalang, Sleman ini semakin moncer dengan berhasil meraih penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2020 sebagai aktor pria terbaik.

Kemenangan itu diraih Cindil setelah sukses memerankan tokoh Siman dalam film karya Yosep Anggi Noen berjudul "Hiruk-Pikuk si Al-Kisah" (2019).

Baca Juga: Aktor dan Penulis Sastra Gunawan Maryanto Meninggal Dunia

Gunawan berhasil meraih penghargaan tersebut setelah mengalahkan para nominator lain. Mereka adalah Alqusyairi Radjamuda, Ario Bayu, Dion Wiyoko, Ibnu Jamil, dan Reza Rahadian. 

Sementara itu, sebagai penulis sastra, Gunawan Maryanto berhasil menoreh penghargaan Khatulistiwa Literary Award untuk buku puisi berjudul "Sejumlah Perkutut buat Bapak".

Sejumlah karya sastranya yang sudah dibukukan, antara lain "Sakuntala Buku Puisi" (2018), "Kembang Sepasang" (2017), "Sejumlah Perkutut Buat Bapak" (2010), "Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya" (2008), dan "Galigi Kumpulan Cerita Pendek" (2007).

Gunawan Maryanto juga tercatat sebagai penggagas Indonesia Dramatic Reading Festival (IDRF) yang selalu digelar tiap tahun di berbagai kota. Bahkan, pada 2018 dirinya sempat menjadi Koordinator Sastra Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 2017 yang diselenggarakan di Radio Buku, Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Sedangkan kiprahnya sebagai sutradara teater telah melahirkan sejumlah pementasan, antara lain "This Republic Need More Semeleh" (Wayang Bocor Project, 2011), Catur Kuncoro and Yennu Ariendra dalam karya "Perseteruan Getah Bening" (Wayang Bocor Project, 2010).

Lalu, "Penagih Hutang" (karya Anton Checkov, 1999) berkolaborasi bersama Eko Nugroho, "Kisah Cinta Dll" (karya Arifin C Noer, 1997), "Lawan Catur" (karya Sir Kenneth William Goodman, 1996), dan bersama Teater EMWE SMAN 6 Yogyakarta menggarap "Tanda Silang" (karya Eugene Oneil, 1995).

Baca Juga: Gunawan Maryanto Salip Reza Rahadian hingga Ario Bayu Raih Piala Citra Pemeran Utama Pria Terbaik

Tepat hari ini, Rabu (6/10/2021) petualangan Gunawan Maryanto berhenti setelah pihak RS Ludira Husada Tama Yogyakarta menyatakan aktor terbaik Indonesia ini tutup usia tepat pada usia 45 tahun. Pihak rumah sakit menyebut Gunawan kena serangan jantung.

Malam ini, jenazah akan disemayamkan di Teater Garasi daerah Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Kemudian, pada Kamis (7/10/2021) pukul 07.00 WIB, jenazah akan dibawa ke Karangmalang, Sleman, untuk dimakamkan.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x