Kompas TV internasional kompas dunia

Perdagangan Manusia dan Kejahatan Seksual Hantui Hiruk Pikuk Evakuasi Warga Afghanistan

Kompas.tv - 4 September 2021, 04:10 WIB
perdagangan-manusia-dan-kejahatan-seksual-hantui-hiruk-pikuk-evakuasi-warga-afghanistan
Hiruk pikuk evakuasi warga Afghanistan diwarnai oleh insiden perdagangan manusia dan kejahatan seksual yang menimpa anak-anak perempuan yang dipaksa menikah dini. Insiden itu dilaporkan pejabat AS di lokasi penerimaan pengungsi Afghanistan di Wisconsin, AS dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. (Sumber: Straits Times via AFP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Di tengah hiruk pikuk evakuasi warga Afghanistan, sejumlah laporan tentang perdagangan manusia dan kejahatan seksual terhadap anak-anak perempuan Afghanistan, mengemuka.

Para pejabat Amerika Serikat (AS) di sejumlah pusat penerimaan pengungsi di Uni Emirat Arab (UAE) dan di Wisconsin, AS telah mengidentifikasi sejumlah insiden perdagangan manusia ini.

Pada pihak berwenang, sejumlah anak perempuan Afghanistan diperkenalkan sebagai ‘istri’ dari lelaki Afghanistan yang jauh lebih tua.

Di Afghanistan, pernikahan anak terbilang umum terjadi. Namun, AS memiliki kebijakan ketat terhadap perdagangan manusia. Ada hukuman bagi para pelakunya dan sanksi bagi negara yang tak menindak tegas pelaku perdagangan manusia.  

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Kaum LGBT Afghanistan Ketakutan akan Diburu

Melansir Associated Press pada Sabtu (4/9/2021), salah satu dokumen internal di kalangan pejabat AS menyebut, Departemen Luar Negeri AS membutuhkan ‘panduan mendesak’ dari lembaga lain terkait dugaan adanya pengantin anak-anak di antara pengungsi Afghanistan yang dibawa ke pangkalan militer Fort McCoy.

Pangkalan seluas 243 km persegi di Wisconsin ini disulap menjadi kamp penampungan para pengungsi Afghanistan.

Dokumen lain bahkan menyebut, anak-anak perempuan Afghanistan di lokasi transit di Abu Dhabi diduga telah diperkosa oleh lelaki dewasa yang memaksa menikahi mereka dengan dalih agar dapat melarikan diri dari Afghanistan.

Belum ada konfirmasi dari Departemen Luar Negeri AS terkait dokumen itu. Namun, sejumlah pejabat AS menyatakan, mereka menanggapi laporan dugaan itu dengan serius.

Sayangnya, banyak laporan itu yang tampaknya berupa anekdot dan sulit dibuktikan. Apalagi di tengah hiruk pikuk evakuasi warga Afghanistan di sejumlah lokasi di Timur Tengah, Eropa dan AS.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x