Kompas TV internasional kompas dunia

Ada Ancaman Serangan ISIS, AS Larang Warganya Pergi ke Bandara Kabul

Kompas.tv - 22 Agustus 2021, 05:30 WIB
ada-ancaman-serangan-isis-as-larang-warganya-pergi-ke-bandara-kabul
Sejumlah personel marinir AS tampak berjaga di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Jumat (20/8/2021). (Sumber: Lance Cpl. Nicholas Guevara/U.S. Marine Corps via AP)
Penulis : Vyara Lestari

KABUL, KOMPAS.TV – Adanya potensi ancaman dari organisasi teroris ISIS terhadap warga Amerika Serikat (AS) di Afghanistan memaksa militer AS mencari strategi baru untuk mengevakuasi warganya ke bandara Kabul. Ancaman ini kian memperumit upaya AS mengevakuasi warganya dari Afghanistan yang tengah mengalami krisis.

Menurut seorang pejabat senior AS, sekelompok kecil warga AS dan kemungkinan sejumlah warga sipil lainnya akan diberikan instruksi spesifik tentang apa yang harus dilakukan. Ini termasuk pergerakan menuju sejumlah lokasi transit rahasia di mana mereka kemudian bisa dijemput oleh militer AS.

Melansir Associated Press, perubahan strategi ini membuat Kedutaan Besar AS di Kabul mengeluarkan peringatan keamanan baru pada Sabtu (21/8/2021) dari perwakilan pemerintah AS. Sejumlah pejabat AS menolak memberikan detail spesifik lebih lanjut tentang ancaman ISIS itu. Namun, mereka menggambarkan ancaman itu sebagai “signifikan”. Sejauh ini, ungkap para pejabat yang menolak diidentifikasi itu, belum ada serangan yang terkonfirmasi dari ISIS.

Baca Juga: Peringatkan Taliban, Uni Eropa Belum Akui Rezim Baru Afghanistan

Mayor Jenderal Angkatan Darat AS Hank Taylor, wakil direktur Staf Gabungan untuk operasi regional menyatakan, bandara Kabul tetap dibuka, dan warga AS dapat tetap diproses untuk dievakuasi jika mereka berhasil mencapai bandara. Namun, Taylor dan juru bicara Pentagon John Kirby menegaskan, gambaran ancaman itu bisa berubah dalam hitungan jam.

“Kami sadar bahwa kami berperang melawan baik waktu maupun ruang,” ujar Kirby. “Ini perlombaan yang sedang kami jalankan saat ini.”

Kelompok ISIS sudah sejak lama mengumumkan keinginan menyerang AS dan kepentingannya di luar negeri. Di masa lalu, kelompok teroris ini aktif bergerak di Afghanistan selama beberapa tahun, dan kerap melancarkan rangkaian serangan mengerikan, terutama pada minoritas Syiah. Pecahan kelompok ini masih aktif di Afghanistan, dan AS khawatir ISIS akan kembali terbentuk dalam skala yang lebih besar. Lantaran, kini Afghanistan berada di bawah kekuasaan Taliban yang memecah belah.

Baca Juga: Taliban Bebaskan Ribuan Tahanan Termasuk dari ISIS dan Al Qaeda, Ini Perbedaan Ketiga Kelompok Itu

Waktu terus berjalan mendekati tenggat waktu yang ditetapkan Presiden AS Joe Biden pada 31 Agustus untuk menarik seluruh sisa pasukan AS dari Afghanistan. Dalam pernyataannya pada Jumat (20/8/2021), Biden tidak mengakui memperpanjang tenggat waktu itu. Namun, ia berjanji mengevakuasi tak cuma seluruh warga AS di Afghanistan, tapi juga puluhan ribu warga Afghanistan yang telah membantu upaya perangn AS sejak serangan 11 September 2001. Janji itu akan meningkatkan secara dramatis jumlah orang yang dievakuasi AS.  

Sejumlah personel tentara Amerika Serikat tampak berjaga di batas perimeter Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). Hingga Jumat (20/8/2021), ribuan warga Afghanistan masih bertahan di bandara Kabul dengan harapan dapat dievakuasi keluar negara itu. (Sumber: AP Photo/Shekib Rahmani)

Biden kini menghadapi hujan kritikan seiring beredarnya video yang memperlihatkan kekacauan yang terjadi di luar bandara Kabul. Para warga Afghanistan yang ketakutan akan pembalasan Taliban memohon agar tak ditinggalkan. Hingga Sabtu (21/8/2021), kerumunan puluhan ribu warga Afghanistan masih tetap bertahan di area bandara, berharap untuk dievakuasi meninggalkan negara itu.

 

 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x