Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Kebakaran Lahan di NTT, Aliansi Masyarakat: Semua Warga Setempat Harus Diperiksa

Kompas.tv - 11 Agustus 2021, 13:26 WIB
kebakaran-lahan-di-ntt-aliansi-masyarakat-semua-warga-setempat-harus-diperiksa
Foto : Sabana di Lajupemali yang merupakan salah satu kawasan di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, terbakar, pada Sabtu (7/8/2021) (Sumber: Dokumen Polres Mabar)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

SUMBA, KOMPAS.TV - Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Pulau Sumba Umbu Manurara mengatakan, kebakaran di Pulau Sumba hampir merata.

Kebakaran sengaja dilakukan masyarakat untuk mendapatkan rumput baru bagi pakan ternak. Biasanya kebakaran terjadi di padang-padang penggembalaan.

”Masyarakat paham mengenai dampak dari kebakaran itu, tetapi mestinya terus diberi pengertian. Bila perlu diberi ancaman dan hukuman bagi pelaku pembakaran hutan. Jika terjadi kebakaran di lokasi tertentu,  semua warga yang berdiam di lokasi itu diperiksa sampai ada yang mengaku,” kata Manurara.

Sejumlah predator menghilang

Hama belalang kembara momok yang menakutkan petani dan pemerintah daerah empat kabupaten di Sumba. Belalang ini setiap tahun selalu muncul di sejumlah lahan milik petani. (Sumber: Kompas.id/Kornelis Kewa)

Adapun, kebakaran di Pulau itu telah menghilangkan sejumlah predator belalang, seperti jenis burung dan ular tertentu. 

Belalang sudah menguasai Sumba Timur dan Sumba Tengah. Saat ini, hewan tersebut sudah memasuki wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Barat.

Jika pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat dari keempat kabupaten di pulau itu tidak melakukan pembasmian secara serentak, belalang kembara itu akan tetap berada di pulau itu, dengan sistem berpindah-pindah lokasi.

Baca Juga: Kebakaran Lahan di NTT Capai 165 Titik Panas, Stasiun Meteorologi: Ada Praktik Pembakaran Ladang

”Saat Pemda Sumba Timur menyemprot dan mengusir koloni belalang di sana, belalang  terbang ke Sumba Tengah. Jika diusir di Sumba Tengah, lari ke Sumba Barat, atau sebaliknya. Salah satu cara menghilangkan belalang dari pulau itu ialah pembasmian yang dilakukan secara serentak oleh empat kabupaten itu,” terang Manurara.

Jutaan belalang itu telah merusak tanaman pertanian milik warga. Gagal panen pun dialami para petani setempat akibat serangan hama belalang, selain kekeringan.

Sementara, untuk kebakaran di wilaya Taman Nasional Komodo (TNK), Tokoh masyarakat Labuan Bajo Donatus Matur mengatakan, kebakaran di dalam kawasan TNK hampir terjadi setiap tahun.

Kebakaran yang baru terjadi itu diduga dilakukan para pemburu rusa, yang datang dari kabupaten Nusa Tenggara Barat, yang selama ini sering memburu rusa di dalam kawasan TN Komodo.

Oleh karena itu, Ia menilai, pengawasan di dalam TN Komodo lemah. Sebagai destinasi wisata super premium, di titik-titik tertentu di dalam kawasan TN Komodo harus ada penjagaan 24 jam per hari.

Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda NTT Ajun Komisaris Besar Rishian Krisna Budhiawanto sempat menjelaskan kebakaran itu di luar habitat komodo.

”Kebakaran itu tidak mengganggu populasi binatang Komodo di sana. Tidak ada kerusakan fasilitas di sana atau kematian ternak rusa sebagai pakan binatang Komodo. Polres Manggarai Barat sedang menyelidiki penyebab kebakaran itu,” kata Rishian, seperti dikutip dari Kompas.id.

Baca Juga: Ratusan Hama Belalang Kumbara Serang Pertanian di Kabupaten Sumba Barat Daya, Panen Terancam Gagal

 



Sumber : Kompas TV/Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x