Kompas TV nasional wawancara

Pesawat Presiden Berubah dari Biru Jadi Merah, Istana: Sudah Waktunya Perawatan

Kompas.tv - 6 Agustus 2021, 21:01 WIB
Penulis : Reny Mardika

JAKARTA, KOMPAS.TV - Rencana pemerintah untuk mengganti warna cat pesawat kepresidenan mendapat kritik. Salah satunya dari sejumlah politisi Demokrat. Kritikan salah satunya didasari soal prioritas anggaran pengecatan yang harusnya dialokasikan untuk penanganan Covid-19.

Sementara Istana mengatakan pergantian warna cat sudah direncanakan sejak dua tahun lalu.

Pesawat kepresidenan yang digunakan saat ini mulai beroperasi sejak tahun 2014 di era Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat itu pesawat diluncurkan dengan warna biru. Soal warna biru, Mensesneg kala itu Sudi Silalahi mengatakan soal warna pesawat bukan presiden yang menentukan.

Pertanyaan ini sempat muncul karena pesawat itu sewarna dengan lambang Partai Demokrat asal partai SBY yang saat itu menjadi presiden.

Kini setelah tujuh tahun berlalu, pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo berencana untuk mengganti warna pesawat tersbeut menjadi warna merah putih.

Kebijakan ini disoroti sejumlah politisi partai Demokrat salah satunya Kepala Badan Komunikasi Strategis, Herzaky Mahendra Putra yang menilai anggaran untuk pengecatan harusnya bisa dialihkan untuk penanganan kasus Covid-19.

Soal pengecatan pesawat kepresidenan menjai warna merah putih, Istana menjelaskan bahwa hal itu disesuaikan dengan warna bendera Indonesia dan dalam rangka memperingati HUT ke-76.

Perawatan terhadap pesawat termasuk pengecatan terhadap badan pesawat sejauh ini tetap akan dilanjutkan pemerintah.

Pesawat ini sebelumnya dibeli dengan dengan harga 840 miliar dan mulai resmi digunakan pada 5 Mei 2014 lalu.

Pengecatan pesawat ini sendiri dalam rangka mempringati HUT RI ke-76.

Untuk mengulas pro kontra rencana pergantian warna cat pesawat kepresidenan, simak pembahasannya bersama Staf Khusus Mensesneg Bidang Komunikasi dan Media, Faldo Maldini, dan Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x