Kompas TV internasional kompas dunia

PBB: Korban Perang Sipil di Afghanistan Sepanjang Mei-Juni Capai 2.400 Orang

Kompas.tv - 26 Juli 2021, 18:12 WIB
pbb-korban-perang-sipil-di-afghanistan-sepanjang-mei-juni-capai-2-400-orang
Sejumlah kerabat korban berupaya menggidentifikasi para korban tewas akibat serangan bom di sebuah sekolah perempuan di Kabul barat, Afghanistan, Sabtu (08/05/2021). (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Eddward S Kennedy

KABUL, KOMPAS.TV - Hampir 2.400 warga sipil Afghanistan tewas atau terluka bulan Mei hingga Juni saat pertempuran antara kelompok Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan meningkat. Angka tersebut adalah tertinggi selama dua bulan sejak pencatatan dimulai tahun 2019, demikian laporan PBB, Senin, (26/07/2021) seperti dilansir Antara

Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan (UNAMA) mencatat jumlah 5.183 korban sipil antara Januari sampai Juni. 1.659 di antaranya adalah korban tewas. Angka itu naik 47 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Jumlah tersebut menggarisbawahi situasi mengerikan bagi warga sipil Afghanistan. Pertempuran sengit berlangsung pada Mei hingga Juni setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan penarikan pasukan Amerika sejak September 2020.

Pemulangan pasukan Amerika Serikat itu mengakhiri 20 tahun keberadaan militer asing di negara tersebut.

"Yang menjadi perhatian serius yakni peningkatan tajam jumlah warga sipil yang tewas dan terluka sejak 1 Mei, dengan korban sipil yang hampir sama banyaknya pada periode Mei-Juni seperti yang tercatat pada empat bulan sebelumnya," bunyi pernyataan UNAMA.

Baca Juga: Afghanistan Berlakukan Jam Malam demi Hentikan Pergerakan Taliban Kuasai Kota

Bom mobil di Afghanistan. Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah laporan menyebut sudah mencatat 5.183 korban sipil antara Januari sampai Juni, yang 1.659 di antaranya adalah korban tewas. (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul)

Bentrokan dahsyat di seluruh wilayah berlangsung dalam dua bulan terakhir saat kelompok Taliban meluncurkan serangan besar-besaran. Mereka juga merebut distrik perdesaan, penyeberangan perbatasan, serta ibu kota provinsi sekitar.

Hal tersebut memicu pasukan Afghanistan dan AS melakukan serangan udara untuk memukul mundur pemberontak.

Para perunding telah bertemu di Ibu Kota Doha, Qatar, beberapa pekan terakhir. Namun, para diplomat memperingatkan hanya ada sedikit kemajuan substantif yang dihasilkan sejak pembicaraan damai dimulai sejak September 2020.

"Saya meminta para pemimpin Taliban dan Afghanistan agar memperhatikan rentetan konflik yang sadis dan mengerikan, serta imbasnya yang menghancurkan bagi warga sipil," kata Deborah Lyons, Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan.

"Jumlah warga sipil Afghanistan yang belum pernah terjadi sebelumnya akan tumbang dan lumpuh tahun ini jika kekerasan yang terus meningkat tak terbendung." tambahnya.



Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x