Kompas TV regional viral

Mengaku Keluarga Jenderal, Pemuda Adu Mulut Saat Terjaring Razia, Ini Penjelasan Petugas Gabungan

Kompas.tv - 6 Juli 2021, 10:15 WIB
mengaku-keluarga-jenderal-pemuda-adu-mulut-saat-terjaring-razia-ini-penjelasan-petugas-gabungan
Tangkapan layar video pemuda lawan petugas gabungan saat terjaring razia masker di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (5/7/2021). (Sumber: INSTAGRAM/@trantibciputatofficial)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Razia masker yang dilakukan petugas gabungan di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten,  sempat ditolak oleh pemuda yang terjaring, Senin (05/07/2021).

Adu mulut ketika pemuda itu terkena razia penerapan operasi penerapan protokol kesehatan diunggah oleh akun Trantib Kecamatan Ciputat.

Dalam video yang beredar tampak pemuda berjaket loreng berdebat dengan anggota TNI, Polri dan Satpol PP,  karena menolak sanksi sosial. 

Baca Juga: Selama Pintu Masuk WNA Tak Ditutup, Politikus PKS Ini Nilai PPKM Darurat Tak akan Efektif

Mulanya pemuda itu kedapatan tak menggunakan masker ketika berkendara, dalam perdebatan itu, dia mengaku sebagai keponakan jenderal bintang dua.

Sapta Mulyana, Kabid Penegakan Perundang-undangan Satpol PP Tangerang Selatan menanyakan siapa orang yang dimaksud.

"Bintang dua, Korlantas," jawab pemuda itu. "Bangga enggak dia (tahu), kamu melanggar?" balas Sapta.

Baca Juga: PPKM Darurat Bakal Membuat Investor Properti Lebih Berhati-hati

Sapta menjelaskan pemuda yang tak mau disebut nama dan inisialnya itu menolak diberikan sanksi sosial oleh petugas.

Pemuda itu malah melawan dan mengaku keponakan jenderal bintang dua di Mabes Polri.

"Dia ngaku orang saudara, omnya di Mabes. Tapi saat ditanya enggak sebut nama. Kalau dia sebut, saya laporin. Mau itu Pangdam juga," kata Sapta dikutip dari Kompas.com.

Padahal aturan untuk implementasi PPKM Darurat ini, jelas Sapta,  yang membuat para jenderal dan atasan dari pusat.

Baca Juga: Melanggar PPKM Darurat, Polisi Amankan 81 Orang Termasuk WNA Saat Gerebek Kafe di Kelapa Gading

"Biasa lah itu pelanggar, kalau dapat sanksi dia merasa punya backing. Makanya tegas bilang aturan ini justru yang membuat para jenderal dan atasan dari pusat," lanjutnya.

Akhirnya setelah berdebat panjang pemuda itu mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Dia juga menerima sanksi sosial berupa push up bersama pengendara lain yang kedapatan tak menggunakan masker.

"Tetap saya suruh push up 50 kali, akhirnya dia mau. Dia minta maaf. Kalau dia enggak mau berarti melawan petugas," kata Sapta.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x