Kompas TV regional viral

Video Awan Tebal yang Menyala dan Berpetir di Langit Manado Viral, BMKG Beri Penjelasan

Kompas.tv - 29 Juni 2021, 13:39 WIB
video-awan-tebal-yang-menyala-dan-berpetir-di-langit-manado-viral-bmkg-beri-penjelasan
Awan tebal hitam yang menyala dan mengeluarkan petir di langit Manado, Sulawesi Utara. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

MANADO, KOMPAS.TV - Fenomena alam berupa awan tebal berwarna hitam yang menyala dan berpetir di langit kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) tengah ramai dibahas netizen, Senin (28/06/2021).

Dalam video yang beredar awan hitam pekat tersebut membumbung dengan sesekali mengeluarkan petir.

Ben Arther Molle, Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, BMKG menjelaskan fenomena alam tersbeut merupakan awan kumolonimbus yang disertai kilat atau petir.

Baca Juga: Usai Unggahannya Viral, Akun Media Sosial Pengurus BEM UI Kena Retas

"Bukan fenomena lain seperti yang beredar. Informasi hoaks yaitu adanya gunung meletus!," tegasnya.

Awan kumolonimbus memiliki luasan awan hingga 1-10 kilometer. Dengan ketinggian lebih dari 10 kilometer dan telah pada fase matang, jelas Ben, penampilannya mirip seperti yang ada di video viral tersebut.

"Pada fenomena yang terjadi tersebut terlihat ciri khas dari awan CB (cumolonimbus), yaitu memiliki puncak yang menyerupai jamur atau berbentuk seperti landasan pesawat (anvil dome)," ungkap Ben seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (28/06/2021).

Ion positif dan negatif yang terdapat dalam awan CB dilepaskan dalam bentuk kilat atau petir. Jenis petir dalam awan tersebut bernama intracloud.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Disertai Petir di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan Siang Hingga Malam

Ben melanjutkan awan ini berbahaya bagi aktivitas penerbangan dan masyarakat. Selain mengakibatkan turbulensi yang kuat, awan ini dapat menghasilkan petir, microburst, hingga hujan es.

Pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat agar tak panik dan terus memperbarui informasi cuaca.

"Kami mengimbau agar masyarakat tidak panik dan termakan hoaks. Yang harus dilakukan adalah lebih berhati-hati, tanggap cuaca dan dapat mengupdate informasi yang kami berikan melalui media," tandasnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x