Kompas TV bisnis bumn

Proyeknya Butuh Biaya Rp1.324 Triliun, Pertamina Terbuka bagi Investor

Kompas.tv - 21 Mei 2021, 13:41 WIB
proyeknya-butuh-biaya-rp1-324-triliun-pertamina-terbuka-bagi-investor
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) (Sumber: KOMPAS/IWAN SETIYAWAN)
Penulis : Hasya Nindita | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berbagai proyek PT Pertamina (Persero) sepanjang 2020-2024 disebut membutuhkan modal senilai 92 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.324 triliun (kurs Rp 14.400 per dollar AS). 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan modal dana akan berasal dari sumber internal dan eksternal. Pendanaan eksternal bisa bersumber dari kemitraan, pinjaman (loan), dan surat utang (bond).

"Kami rencanakan minimal 40 miliar dollar AS ini harus dari eksternal resources, itu baik dari kemitraan, loan, ataupun bond. Ini semuanya ditangani di holding," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (20/5/2021) kemarin.

Nicke mengatakan, target pendanaan selama lima tahun tersebut berkaitan dengan perusahaan yang telah melakukan perubahan organisasi secara besar-besaran dengan membentuk 6 sub holding dan merampingkan direktorat di holding, sehingga dalam mengembangkan dan memperkuat bisnis kedepannya Pertamina butuh pendaan yang besar.

Baca Juga: Jarak Tangki Balongan Terlalu Dekat Jalan, Pertamina akan Bangun

Ada 14 proyek strategis nasional (PSN) yang akan dijalankan Pertamina selama 2020-2024. 

Selain itu, akan ada 300 proyek investasi lainnya di sektor hulu, hilir, dan energi bersih terbarukan.

"Kami menyadari dalam melakukan pengembangan bisnis ke depan ini memerlukan dana yang tidak kecil," kata Nicke.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan, dari total kebutuhan modal 92 miliar dollar AS itu, untuk sektor upstream membutuhkan 64 miliar dollar AS, sektor downstream 20 miliar dollar AS, serta sektor gas dan power 8 miliar dollar AS.

Pertamina terbuka bagi investor yang ingin bekerja sama dan ingin mendanai proyek yang tengah dikerjakan, termasuk dari Indonesia Invesment Authority (INA) maupun PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.

"Internal funding kami hanya mampu meng-cover 38 persen. Selebihnya 62 persen kami terbuka kerja sama, baik dari external funding maupun memanfaatkan fasilitas pendanaan yang ada dari INA atau SMI,” ujar Emma dalam webinar pada Kamis (4/3/2021) lalu.

Baca Juga: Pertamina Pangkas 115 Anak Usaha, Kini Tersisa 12

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x