Kompas TV nasional sosial

BNPB Peringatkan Potensi Bencana Hidrometeorologi Akan Terjadi di Beberapa Wilayah Pada Bulan Mei

Kompas.tv - 1 Mei 2021, 18:08 WIB
bnpb-peringatkan-potensi-bencana-hidrometeorologi-akan-terjadi-di-beberapa-wilayah-pada-bulan-mei
Banjir memporakporandakan rumah warga di Kabupaten Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021) (Sumber: Dokumen warga/istimewa)
Penulis : Baitur Rohman | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.205 bencana hidrometeorologi dominan terjadi dari 1 Januari 2021 hingga 30 April 2021.

Maka dari itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis hujan sebagai salah satu pemicu banjir dan longsor masih berpotensi akan terjadi di beberapa wilayah pada Bulan Mei ini.

“Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor, dominan terjadi pada periode 1 Januari 2021 hingga 30 April 2021,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/5/2021).

Sepanjang periode tersebut, bencana banjir menjadi kejadian yang paling sering terjadi, yaitu sebanyak 501 kali, disusul angin puting beliung 339, dan tanah longsor 233.

Adapun rincian kejadian bencana alam lainnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 97, gempa bumi 18, gelombang pasang dan abrasi 16, dan kekeringan 1.

Baca juga: BNPB Perkuat Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Berbasis Vegetasi   

Dilihat dari periode waktu tersebut, total jumlah kejadian mengalami kenaikan 1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan korban meninggal, total jumlah mengalami kenaikan 1,83%.

“Rentang periode tersebut, bencana alam mengakibatkan korban meninggal 479 jiwa, hilang 60, luka-luka 12.900 dan menderita serta mengungsi hingga 5 juta jiwa. Bencana alam yang mengakibatkan korban meninggal tertinggi yaitu banjir 267 jiwa, gempa bumi 117, tanah longsor 86, angin puting beliung 7, dan karhutla serta gelombang pasang masing-masing 1,” tulis Raditya Jati.

Sedangkan kerusakan fisik, BNPB mencatat bencana menyebabkan kerusakan sektor perumahan dengan kategori rusak berat 14.936 unit, rusak sedang 23.347 dan rusak ringan 83.629.

Selain kerusakan rumah, bencana alam juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum seperti tempat ibadah 1.363 unit, Pendidikan 1.350, perkantoran 494, kesehatan 347 dan jembatan 295.

Menyikapi kejadian bencana, masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Ancaman bencana hidrometeorologi belum berakhir, ini terbukti dengan kejadian tanah longsor di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, jelang akhir April lalu.

BMKG juga merilis peringatan dini cuaca pada esok hari (2/5) beberapa wilayah masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang, yaitu di Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara dan Maluku.

Baca juga: BMKG Luncurkan Sistem Informasi Untuk Mendukung Sektor Keselamatan Transportasi Udara dan Laut

Di samping potensi bahaya hidrometeorologi, masyarat diimbau juga mewaspadai potensi bahaya geologi, khususnya gempa bumi.

“Gempa bumi dapat terjadi kapan dan dimana saja. Oleh karena itu, masyarakat selalu menyiapkan sejak dini upaya-upaya kesiapsiagaan keluarga, yaitu mengenali risiko dan potensi bahaya di sekitar,” tutup Raditya Jati.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x