Kompas TV nasional update corona

Ridwan Kamil Minta Masyarakat Patuhi Larangan Mudik jika Tak Mau Indonesia Seperti India

Kompas.tv - 30 April 2021, 10:03 WIB
ridwan-kamil-minta-masyarakat-patuhi-larangan-mudik-jika-tak-mau-indonesia-seperti-india
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memimpin Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (18/1/2021). (Sumber: Humas Pemprov Jabar)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Iman Firdaus

JAWA BARAT, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil khawatir penularan Covid-19 di Indonesia menyerupai 'Tsunami Covid-19' di India jika masyarakat tetap memaksa mudik.

Oleh karena itu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, meminta masyarakat mematuhi larangan pemerintah untuk tidak mudik.

Jika tidak, Indonesia bisa seperti India yang tengah menghadapi ledakan kasus Covid-19.

Baca Juga: Tsunami Covid-19 di India, Lahan Pemakaman Nyaris Penuh dan Krematorium Kewalahan

"Berkaca pada India yang merasa sukses kemudian terjadi pelonggaran. Presiden (Jokowi) menitipkan agar mudik betul-betul dilarang dan diperketat," ujar Ridwan Kamil seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Emil menyatakan, pemerintah melarang mudik bukan untuk menghalangi silaturahim dengan keluarga di kampung halaman, tapi melindungi masyarakat dalam kerangka yang lebih besar, yakni keselamatan bangsa dan negara.

Khusus di Jabar, Emil mengatakan sejak instruksi larangan mudik dikeluarkan pemerintah pusat, Jabar sudah menyiapkan strategi penyekatan di sejumlah titik untuk mengantisipasi pergerakan pemudik.

"Jabar sudah menyiapkan rencana pembatasan penyekatan di jalan utama maupun jalan tikus," katanya.

Baca Juga: Pelajaran Berharga dari Tsunami Covid-19 di India

Untuk diketahui, kondisi peningkatan kasusu Covid-19 di India saat ini kian memprihatinkan. Bahkan media menyebutnya dengan istilah ‘tsunami’ Covid-19.

Kasus positif per hari mencapai 300.000 orang, dan meninggal 200.000 orang. Tiap dua jam di India, ada 115 pasien meninggal. Otoritas setempat akhirnya mempertimbangkan jenazah dibakar di jalanan jika krematorium penuh.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x