Kompas TV nasional peristiwa

TNI Evakuasi KRI Nanggala 402 di Kedalaman 850 Meter, dari Diembus hingga Pakai Robot

Kompas.tv - 25 April 2021, 14:39 WIB
tni-evakuasi-kri-nanggala-402-di-kedalaman-850-meter-dari-diembus-hingga-pakai-robot
kapal selam KRI Nanggala 402 dikabarkan hilang kontak di Laut Bali, Rabu (21/4/2021). (Sumber: KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)
Penulis : Fadhilah | Editor : Purwanto

DENPASAR, KOMPAS.TV - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan, kapal selam KRI Nanggala 402 terdeteksi terakhir berada di kedalaman 850 meter.

Pihaknya mengaku akan menggunakan dua teknik evakuasi untuk mengetahui kepastian nasib 53 awak KRI Nanggala-402 yang "subsunk" atau tenggelam di perairan utara Bali.

"Kita tidak bisa melihat sampai bagaimana korban dari tadi yang disampaikan dengan hanya ini (bukti otentik) karena belum ketemu untuk salah satu korban, jadi kita tidak bisa menduga-duga seberapa kondisi korban dan sebagainya," kata Yudo saat konferensi pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Sabtu (14/4/2021).

Baca Juga: Cerita Ibunda Komandan KRI Nanggala 402 Sempat Diajak Masuk Kapal Selam hingga Pertemuan Terakhir

Untuk itu, dibutuhkan evakuasi. "Harapan kita nanti dengan evakuasi baru bisa kita tentukan (kondisi awak kapal) karena tidak ada bukti serpihan dari korban sehingga kami tidak bisa menduga," sambungnya.

Yudo mengatakan, sejumlah teknik evakuasi telah direncanakan.

Teknis evakuasi ini sesuai standar The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (Ismerlo).

Indonesia akan mendapatkan bantuan dari negara-negara yang tergabung dengan Ismerlo ini.

Baca Juga: Dua Robot Penyelam Terlibat Pencarian KRI Nanggala-402, Apa Itu ROV?

Metode Diembus

Yudo menerangkan, cara evakuasi pertama adalah metode diembus.

Metode ini dilakukan dengan memasukkan selang pada pipa yang terdapat pada kapal selam yang mana akan mengangkat naik kapal selam tersebut.

"Jadi di kapal selam itu ada seperti pipa-pipa yang bisa dicelupkan dengan selam bungkus sehingga bisa naik," jelas Yudo.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x