Kompas TV nasional agama

Jokowi Tegaskan Praktik Keagamaan Tidak Toleran yang Disertai Kekerasan Harus Hilang dari Indonesia

Kompas.tv - 7 April 2021, 12:29 WIB
jokowi-tegaskan-praktik-keagamaan-tidak-toleran-yang-disertai-kekerasan-harus-hilang-dari-indonesia
Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional ke-10 Majelis Ulama Indonesia secara virtual. (Sumber: Youtube Setpres)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Musyawarah Nasional atau Munas IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (7/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan pemerintah akan terus berupaya mendorong moderasi beragama. 

Baca Juga: Jokowi Beri Rp 500 Ribu Per Keluarga Tiap Bulan untuk Korban Terdampak Bencana di NTT

Karenanya, kata Jokowi, sikap-sikap atau praktik keagamaan yang yang tidak toleran, apalagi disertai dengan kekerasan fisik maupun verbal harus hilang dari bumi pertiwi.

"Sikap-sikap tidak toleran apalagi yang disertai dengan kekerasan fisik maupun verbal harus hilang dari Indonesia," ujar Jokowi dalam sambutannya di Musyawarah Nasional IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tahun 2021 pada Rabu (7/4/2021).

"Sikap keras yang menimbulkan perpecahan di masyarakat tak boleh ada di negeri kita yang kita cintai ini.”

Baca Juga: Jokowi Minta Personel BNPB, Basarnas, TNI dan Polri Ditambah untuk Tangani Bencana di NTT dan NTB

Sebaliknya, Jokowi mengatakan, masyarakat harus berpedoman pada ajaran keagamaan yang sejuk, ramah, mengedepankan toleransi, serta menjauhi sikap yang tertutup dan eksklusif.

Pemerintah, kata Jokowi, bakal bersikap tegas terhadap segala bentuk intoleransi yang bisa merusak sendi-sendi kebangsaan.

"Dan pemerintah sekali lagi tidak akan membiarkan tumbuhnya sikap-sikap tidak toleran dan sikap-sikap tertutup itu," ucap Jokowi.

Baca Juga: Mensesneg : Ambil Alih Aset TMII Senilai Rp 20 Triliun dari Yayasan Harapan Kita Rekomendasi BPK

Lebhi lanjut, Jokowi meminta masyarakat untuk menghindari praktik-praktik keagamaan yang eksklusif dan tertutup. Sebab, hal tersebut akan menimbulkan penolakan dan pertentangan.

"Praktik-praktik keagamaan yang eksklusif, yang tertutup harus kita hindari. Karena sikap ini pasti akan memicu penolakan-penolakan dan akan menimbulkan pertentangan-pertentangan," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, sikap tertutup dan eksklusif dalam keagamaan tidak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta BMKG Gencarkan Informasi untuk Peringatan Cuaca Ekstrem

Selain itu, kata Jokowi, sikap tertutup justru akan memicu dan meningkatkan intoleransi, serta merusak sendi-sendi kebangsaan.

Karena itu, Jokowi mengajak masyarakat agar bersikap toleran. Sebab, menurutnya, toleransi merupakan sebuah keharusan, apalagi di tengah perbedaan agama, suku, dan ras masyarakat Indonesia.

"Saling menghargai segala perbedaan termasuk perbedaan keyakinan, saling menghormati dan belajar dari orang lain sehingga tercapai kesamaan sikap yang saling menghormati dalam perbedaan-perbedaan," ujar Jokowi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Buku Ajar Pancasila Diadakan Lagi, BPIP Ditargetkan Rampung 9 April 2021



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x