Kompas TV regional berita daerah

Banjir Bandang Terjang Adonara, Terburuk Sepanjang Sejarah Pulau Penuh Hamparan Batu Itu

Kompas.tv - 6 April 2021, 11:26 WIB
banjir-bandang-terjang-adonara-terburuk-sepanjang-sejarah-pulau-penuh-hamparan-batu-itu
Kondisi pemukiman warga pasca bencana banjir bandang yang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021) (Sumber: ANTARA/Alfons Hiangrepat)
Penulis : Hasya Nindita | Editor : Iman Firdaus

ADONARA, KOMPAS.TV - Pulau Adonara yang berlokasi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, diterjang longsor dan banjir bandang akibat intensitas hujan yang sangat tinggi sejak Minggu (4/4/2021) dini hari. 

Dilansir dari Kompas.id, bencana ini merupakan bencana terbesar yang pernah terjadi di Pulau Adonara. Pulau seluas 509 kilometer persegi ini memiliki 8 kecamatan dengan jumlah penduduk sekitar 90.000 yang mayoritasnya bermatapencaharian sebagai petani. 

Titik banjir terparah Pulau Adonara yakni di Desa Nelelamadiken, Kecamatan Ile Boleng. 
Desa yang berada di punggung Gunung Ile Boleng ini dihuni oleh 1.246 penduduk dari 366 keluarga. 
Kawasan ini dikenal penuh hamparan batu dan tanah hasil letusan Gunung Ile Boleng ratusan tahun silam. 

Natalia Uba Arakian, Sekretaris Desa Nelelamadiken, kepada Kompas.id, menjelaskan bahwa di tengah kampung terdapat sebuah kali mati yang biasanya menjadi jalur banjir saat musim hujan.

Akibat intensitas hujan tinggi sejak Minggi (4/4/2021), sekitar 30 rumah di pinggir sungai rata dengan tanah akibat banjir bandang. Rumah-rumah tersebut terbawa sejauh lebih dari 200 meter dari lokasi semula. 

Baca Juga: Pasca Banjir Bandang di Pulau Adonara, 69 Orang Meninggal, 26 Lainnya Masih Dicari

Selain Desa Nelelamadikan, air bah juga terjang ratusan rumah di Kelurahan Weiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur. Menurut Saleh Kadir (32), sukarelawan setempat,  ada jasad korban yang ditemukan di laut dan berjarak hingga 1 km dari rumah mereka. 

Warga diminta untuk mengungsi ke gedung sekolah dan kantor desa terdekat. Pengungsian masih diatur mandiri oleh warga. Warga desa Weiwerang juga bergotong royong membangun jembatan darurat untuk memudahkan proses evakuasi korban.

Akses utama desa Weiwerang terputus total akibat material banjir. Jumlah korban yang teridentifikasi di desan ini,  3 tewas dan 3 masih hilang hingga Senin (5/4/2021). Para korban yang selamat hanya memiliki baju yang melekat di tubuh mereka. 

Nasib serupa juga menimpa puluhan rumah di Dusun Kewuko, Desa Oyangbarang, Kecamatan Wotan Ulumado, yang  ludes diterjang banjir bandang. Pemukiman ini terletak di dataran rendah tanpa dilintasi sungai. Warga masih terus bergotong royong mencari korban hilang. Akses utama juga terputus. 

Longsor dan banjir juga dilaporkan menerjang sejumlah desa lain di Adonara. 

Baca Juga: 39 Orang Tewas dalam Banjir Bandang di Pulau Adonara Flores Timur

Hingga Senin (5/4/2021), tim SAR masih kesulitan mencapai Adonara karena kendala cuaca dan akses jalan yang rusak parah. BNPB mencatat hingga saat ini 69 orang meninggal dan 26 orang lainnya masih dalam pencarian. 

Evakuasi korban yang tertimbun banjir masih terus dilakukan oleh tim SAR dan warga secara manual. Pencarian terkendala oleh banyaknya material banjir, terutama batu. Bantuan alat berat diprioritaskan untuk Desa Nelelamadikan. 

Sementara itu, Kepala BNPB, Doni Monardo, sudah memerintahkan pengerahan helikopter untuk memberikan bantuan dan mempercepat penanganan banjir di NTT.

Baca Juga: Bahas Penanganan Bencana di NTT dan NTB, Ini Pernyataan Lengkap Jokowi

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x