Kompas TV internasional kompas dunia

Bunuh Seorang Blogger Yang Vokal Lawan Fundamentalisme Agama, 5 Milisi Bangladesh Dihukum Mati

Kompas.tv - 16 Februari 2021, 20:24 WIB
bunuh-seorang-blogger-yang-vokal-lawan-fundamentalisme-agama-5-milisi-bangladesh-dihukum-mati
Sejumlah orang berkumpul dalam aksi protes atas peristiwa pembunuhan aktivis Roy Avijit (foto dalam poster) di Dhaka, Bangladesh, 27 Februari 2015. (Sumber: AP Photo / A.M. Ahad)
Penulis : Vyara Lestari

DHAKA, KOMPAS.TV – Sebuah pengadilan khusus di ibukota Bangladesh pada Selasa (16/2) menghukum mati lima anggota kelompok milisi terlarang atas pembunuhan seorang blogger berdarah Bangladesh-Amerika yang kerap menyuarakan perlawanan terhadap fundamentalisme agama di tahun 2015 silam. Seorang anggota lainnya dihukum penjara seumur hidup.

Associated Press melaporkan, Avijit Roy, seorang warga negara Amerika Serikat (AS) kelahiran Bangladesh, dibacok hingga tewas di jalanan Dhaka saat ia tengah berjalan bersama istrinya dekat sebuah pameran buku tahunan pada tahun 2015. Dalam insiden itu, istrinya yang juga seorang blogger, terluka. Kini sang istri tinggal di AS.

Baca Juga: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Semakin Keras Menolak Pemulangan, Menyusul Kudeta Militer di Sana

Hakim Pengadilan Khusus Antiteror Majibur Rahman mengumumkan putusan di hadapan 4 terdakwa dalam ruang sidang yang penuh sesak. Dua terdakwa lain, termasuk seorang anggota militer yang dipecat, Sayed Ziaul Haque Zia, masih buron.

Sebelumnya hakim telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas kedua terdakwa.

Pekan lalu, 8 anggota milisi Islam juga divonis hukuman mati atas pembunuhan seorang penerbit buku yang menerbitkan buku-buku tentang sekularisme dan atheisme.

Baca Juga: Milisi Houthi Serang Bandara di Arab Saudi, Satu Pesawat Penumpang Terbakar

Dalam kasus Roy, jaksa mengajukan rekaman kamera jarak dekat pembunuhan tersebut, pernyataan pengakuan para terdakwa yang direkam dalam sebuah video, dan salinan pesan teks ponsel ke pengadilan sebagai bukti.

Dalam menjatuhkan putusan, hakim menyatakan bahwa jaksa dapat membuktikan dakwaannya terhadap ke-6 terdakwa tanpa keraguan.

Bagi Bangladesh, 2015 merupakan tahun yang penuh gejolak. Di tahun itu, para tersangka anggota kelompok radikal melancarkan serangkaian serangan yang menewaskan sejumlah atheis, blogger dan orang asing. Serangan bom di Dhaka pada 24 Oktober 2015 yang ditargetkan bagi kaum minoritas Muslim Syiah, menewaskan seorang remaja dan melukai lebih dari 100 orang.

Baca Juga: Bangladesh Akan Terapkan Hukuman Mati bagi Pelaku Pemerkosaan

Pihak berwenang menyatakan, mereka berhasil memutus jaringan milisi dalam tindakan keras besar-besaran menyusul serangan di sebuah kafe di Dhaka pada 2016. Saat itu, sebanyak 22 orang, termasuk 17 orang asing, tewas terbunuh bersama 5 orang tersangka pelaku. Sejak serangan 2016, sekitar 100 tersangka anggota kelompok dalam negeri seperti Ansar al Islam dan Jumatul Mujahidin Bangladesh tewas terbunuh dalam penggerebekan yang digelar di seluruh negeri. Menurut pihak berwenang, para tersangka yang tewas termasuk sejumlah komandan tertinggi.

Baca Juga: Jasad Arkeolog yang Dipenggal ISIS karena Ingin Lindungi Kota Kuno Palmyra Ditemukan

Kelompok ISIS telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan di kafe tersebut dan serangan-serangan lainnya. Namun, pemerintah Bangladesh menyatakan bahwa kelompok-kelompok di dalam negeri ada di balik serangkaian serangan tersebut dan bersikeras bahwa ISIS tidak ada di Bangladesh.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x