Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Cetak Investasi Rp 2.842 T, Istri PM Singapura Pensiun dari CEO Temasek

Kompas.tv - 11 Februari 2021, 15:59 WIB
cetak-investasi-rp-2-842-t-istri-pm-singapura-pensiun-dari-ceo-temasek
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan istri Ho Ching melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo di Istana Merdeka, Minggu (20/10/2019) (Sumber: Dok. KBRI Singapura)
Penulis : Dina Karina

SINGAPURA, KOMPAS.TV- CEO Induk BUMN Singapura Temasek Holdings, Ho Ching, mengumumkan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada 1 Oktober tahun ini.

Ho Ching yang juga istri PM Singapura ini akan pensiun dari jabatannya, setelah menjabat CEO Temasek sejak 2004. Posisinya akan digantikan Dilhan Pillay Sandrasegara, yang saat ini menjabat sebagai CEO dari Temasek International.

Baca Juga: 3 Bank Syariah BUMN Merger, Ini Yang Perlu Dilakukan Nasabah

Pergantian CEO Temasek sebenarnya sudah dilakukan pada 2009. Saat itu perusahan menunjuk Charles Goodyear, sebagai pengganti Ho Ching. Namun Charles akhirnya keluar dari Temasek.

Selama 17 tahun memimpin Temasek, Ho Ching telah mampu mengubah Temasek dari sebuah BUMN menjadi salah satu lembaga pengelola investasi terbesar di dunia.

Baca Juga: Terdampak Pandemi, Utang BUMN Bengkak hingga Rp 1.682 T

Berdasarkan data NikkeiAsia, pada 2004 portofolio investasi Temasek sebesar S$ 90 miliar. Jumlah itu membengkak menjadi S$ 300 miliar atau setara Rp 2.842 triliun pada Maret 2020.

Investasi Temasek tersebar ke berbagai sektor bisnis di sejumlah negara, termasuk investasi ke Tokopedia bersama Google.

Baca Juga: Rekam Jejak Sugiat Santoso, Tim Sukses Bobby-Aulia yang Jadi Komisaris Anak Usaha BUMN

Dalam laporan tahunan perusahaan tahun 2020, sebagian besar aset Temasek berada di China, yakni mencapai 29% dari portofolio perusahaan. Posisi berikutnya yakni Singapura 24%, dan Amerika Utara sebesar 17%.

Ho Ching memiliki gelas master di bidang teknik elektro dari Universitas Stanford. Ia sempat bekerja di Kementerian Pertahanan Singapura lalu pindah ke Singapore Technologies pada 1988.

Ia meniti karir sebagai Direktur teknik di perusahaan itu, hingga akhirnya menjadi CEO pada 1997-2001.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x