Kompas TV nasional peristiwa

Politikus PAN Soroti Anggaran MotoGP dan Sewa Helikopter di Kemenkes

Kompas.tv - 9 Februari 2021, 16:12 WIB
politikus-pan-soroti-anggaran-motogp-dan-sewa-helikopter-di-kemenkes
Anggota Komisi IX DPR yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay Partaonan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). (Sumber: (Kompas.com/Kristian Erdianto))
Penulis : Iman Firdaus


JAKARTA, KOMPAS.TV-  Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengeritik anggaran Kementerian Kesehatan tahun 2021. Masalahnya, ada banyak pos anggaran yang dinilai janggal dan bisa  direlokasi untuk kebutuhan mendesak lainnya. Ia mengaku telah menyisir pos anggaran yang dinilainya tidak jelas. Ada anggaran Rp84,3 triliun di Dirjen pelayanan Kesehatan (Yankes) yang bila ditelaah lagi masih bisa dilakukan penghematan.


Misalnya,  ada pos anggaran pelaksanaan MotoGP sebesar Rp856,6 juta. Pos ini ia pertanyakan di hadapan Menkes saat rapat, yang katanya seperti menyusun anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga saja. 

Baca Juga: Rapat Dengan Menkes, Komisi IX DPR Tanya Kapan Insentif Tenaga Kesehatan Dibayar

Yang juga terbilang janggal, ada pos anggaran sewa helikopter Rp322 juta. "Siapa yang mau naik helikopter ini dan mau ke mana," ungkap politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini penuh tanda tanya, saat rapat kerja dengan Kementerian Kesehatan, Senin (8/2/2021).

Terakhir, Saleh mempertanyakan pos anggaran untuk persiapan Rumah Sakit rujukan nuklir Rp1,12 miliar. Belum diketahui di mana RS nuklir ini akan dibangun.

Baca Juga: Tegang! Menkes Ditegur Oleh Komisi IX DPR RI Terkait Keseriusan Tangani Covid-19

Menurut mantan Ketua Pusat Pemuda Muhammadiyah itu, bila hanya persiapan pembangunan biasanya pos anggaran ini hanya diisi oleh kegiatan diskusi, workshop, atau FGD (Forum Group Discussion). Dan pelaksanaanya saat ini bisa menggunakan aplikasi Zoom. "Itu modalnya hanya kopi dan pisang goreng saja," ujarnya.

 
Dalam telaah Saleh, anggaran yang Rp84,3 triliun itu kalau dilakukan penyisiran masih bisa dilakukan penghematan. "Saya sudah melakukan ini. Ini baru saya lakukan di satu dirjen dan dua direktorat," katanya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x